Anytime and anywhere matematika tetap ada.

by - Agustus 18, 2019

intercom

Matematika
Apa sih yang kalian bayangkan dari satu kata tersebut. Pasti membayangkan tentang angka-angka, iya kan?. Satu kata tersebut yang di dalamnya tuh di penuhi dengan angka-angka doang. Apakah dia butuh sebuah kunci?. Ibarat harta karun yang harus di buka dengan sebuah kunci. Matematika juga seperti itu, dia harus mempunyai sebuah kunci untuk memecahkan nya. Apa nama kunci nya?. Rumus. Iya, untuk memecahkan angka tersebut kita butuh sebuah rumus. Jika ada rumus, setiap persoalan kita akan menemukan jawaban nya. Begitu juga dengan masalah di kehidupan kita. Setiap masalah itu pasti ada jalan keluar nya.


Ngomongin soal Matematika, suka gak sih sama pelajaran satu ini?. Jawabannya antara dua, ada yang suka dan ada juga yang enggak. Atau gak dua-duanya ya?. So, suka maupun tidak dia tuh slalu di sekitar kita. Kapan pun dan dimana pun kita melangkah, kita tetap akan berjumpa dengan nya. Tidak mesti di perkarangan sekolah, di lingkungan kita juga ada Matematika. Biasa nya kalau di sekolah pas pelajaran Matematika. Langsung kurang semangat, itu sih yang gak suka dengan Matematika. Siapa?. Ya, saya(sambil ketawa). Dari pada saya sebut orang lain, kan lebih baik saya jujur. Bukan nya gak suka sih, tapi saya tuh geram pas cari gak ketemu jawabannya. Jadi nya tuh ya males buat cari, hehehe. Eits, saya curhat nih ceritanya, sorry ya.
Ok, balik lagi ke topik awal. Tadi kita ngomongin Matematika tuh juga ada di lingkungan kita. So, apa benar Matematika ada di sekitar kita?. True, mana coba contoh nya?. Disaat kita belanja, disitu kita menggunakan penambahan, pengurangan, kali and bagi. Iya kan?.

Mau kita lari kemana pun, ke ujung dunia kek. Matematika juga di butuhkan. Ibarat makanan pokok kita sehari-hari, gitulah kita bilang.
Ada cerita nih dari teman saya. Inisialnya D. Tahun ini kami jadi mahasiswa/i. Dia tuh ingin di program studi psikologi. Alhamdulillah dia lewat seperti yang dia inginkan. Katanya, dia ingin mengetahui watak orang-orang gitu. So, cocok lah ambil prodi tersebut. Di psikologi kan memang belajar tentang ilmu melihat karakter seseorang. Semacam itu lah kita bilang. Dan baru kemarin pas lebaran, saat saya bersilaturahmi ke rumahnya. Di situlah saya mengetahui something. Ada yang bisa tebak?. Apa yang saya tau. Main tebak-tebakan nih kita!!!. Well, dia tuh bilang sama saya, sebenarnya dia tuh ingin menghindar dari yang namanya Matematika. Itulah sebabnya dia pilih prodi psikologi, alasannya selain dari dia suka gitu. Eh, tau-tau nya Matematika juga ada di prodi tersebut. Dia bilang dia aja baru tau kalau di prodi tuh juga ada Matematika. Ya mau gimana lagi Matematika memang ada dimana-mana. So, ya kita sukai aja Matematika.

You May Also Like

1 comments