Kenapa harus kuliah jika aku tidak suka
Kuliah?. Apa sih yang membuat kata tersebut begitu meyakinkan?. Semua nya berlomba-lomba merebutkan selembar ijazah. Banyak yang menganggap kuliah itu jalan kesuksesan. Kalau udah kuliah udah sukses. Jika tidak kuliah apa tidak sukses?. Padahal sukses itu tergantung diri kita sendiri. Bagaimana kita dalam berusaha. Apakah hanya duduk-duduk doang?. Atau bekerja dengan giat?. Katanya mau sukses tapi ga ada usaha. Gimana mau sukses kek gitu. Hanya mulut doang yang ngomong, badan masih di tempat yang sama.
Ini hanyalah cerita Saya bukan milik orang lain. Sebelum ujian nasional(UN) semua pada sibuk urus ini urus itu. Pada mulai mikirin universitas mana yang akan di lanjutkan. Tak kalah dengan yang lain saya pun begitu. Di dalam hati saya sudah mantap satu pilihan. Pengen lanjut ke universitas itu. Seandainya kalian di posisi saya, kawan kalian selalu ceritain tentang universitas itu. Bagaimana reaksi kalian?. Pengen kan?. Siapa coba yang ga pengen?. Kuliah di tempat favorit kita rasanya aduhhhh. Membuat kita bahagia ga terbatas.
Saat jalan-jalan ke Banda Aceh melewati universitas itu, mata saya ga berpaling dari kampus tersebut. Dari dalam jendela mata ini ga pindah-pindah pandang terus kampus tersebut. Iya namanya Universitas Syiah Kuala. Di universitas itulah saya ingin melanjutkan pendidikan saya. Udah halu-halu berada di sana. Pengen berpartisipasi dalam semua kegiatan. Karna banyak dengar cerita disana banyak di adakan macam-macam kegiatan. Tapi ekspektasi tetap ekspektasi. Tidak berubah menjadi realiti. Dari pertama mulai sibuk-sibuknya pilih jurusan. Ketika saya ditanya pilih jurusan apa?. Dengan mantap saya jawab Informatika. But ketika pas hari H. Sungguh mengecewakan. Saya malah milih jurusan PAUD. Sedangkan di Snmptn kan ga boleh lintas minat. Mana ada peluang buat lewat, ya jelas lah ga lewat. Setelah pengumuman dinyatakan ga lewat, kepikiran juga kenapa saya pilih jurusan tersebut. Hari-hari udah banyak berjuang agar bisa verifikasi. Sampai naik ke pohon delima untuk cari jaringan.
Jika Snmptn ga lulus masih ada peluang di Sbmptn. Saya coba juga ikut utbk dua kali. Yang pertama di SMK 2 dan yang kedua di Universitas Teuku Umar. Pagi-pagi berangkat dari rumah biar sampai tepat waktu. Tes yang pertama ya tepat waktu, kalau yang kedua ga sih. Soalnya kami lost ga tau letak kampus itu. Malahan kami udah jauh banget dari kampus. Tiba di situ udah mau di mulai. Beberapa hari kemudian pendaftaran Sbmptn udah di buka. Saya masih tetap kayak pilihan first. Beda jurusan nya doang. Saya ambil jurusan Ilmu komunikasi and bahasa Inggris. Satu pun ga lewat. Udah dua kali saya ga lewat di tempat yang sama. Akhirnya ya udah deh ambil aja yang udah lewat. Mau gimana lagi yang lewat cuma itu. Di STAIN. Dulu di MAN rencana nya ga mau lanjut di tempat agama-agama gitu. Lulus nya di tempat agama juga. Semester pertama kuliah masih ga mood. Karena bukan di tempat favorit. Mau nya berhenti terus ga mau kuliah lagi. Kuliah tapi ga semangat gitu. Kan lebih baik berhenti terus. Tapi Alhamdulillah sampai sekarang ga berhenti. Because mama and kakak saya yang support saya.
Walaupun harus di paksa juga biar bisa terima. Memang ga mudah harus menerima itu. Mungkin di situ lah yang terbaik bagi saya.
0 comments