Berburu Rambutan

by - Desember 27, 2023

Buah manis yang memiliki rambut diluar ini sangat banyak disukai oleh masyarakat. Baik di kalangan anak-anak, remaja, bahkan lansia juga meminati buah satu ini. Karena buah rambutan ini mempunyai rasa manis di lidah bagi mereka yang memakan nya. Namun ada juga terdapat rasa asam jika buah nya belum masak total. Mudah banget untuk kita tandai yang mana rasanya manis dengan yang mempunyai rasa asam. Tinggal dilihat saja dari kulit luar, tak payah di kupas seperti buah salak, untuk mengetahui yang rasanya manis kita kupas dulu baru di cobain isinya.

Kali ini keluarga kami menjual buah rambutan yang ada di depan rumah. Pohon rambutan disekitar rumah aku terdapat tujuh pohon yang hidup. Empat di depan rumah, selebihnya ada di belakang rumah di sekitar kandang ayam. Hanya saja tahun ini tidak berbuah semua. Oh iya satu pohon rambutan yang di depan rumahku udah di tebang setengah batang nya. Sebab itu pohon pertama yang paling tua diantara pohon yang lain.

Terus pohon itu udah besar banget, ranting nya sampai mengenai tiang listrik di depan jalan rumah ku. Itu sebabnya harus di potong biar kagak menganggu orang-orang yang melintas dijalan. Di telpon lah abang-abang PLN untuk potong pohon tersebut. Kasian sih sebetulnya di potong, padahal di pohon itu buah nya besar banget saat berbuah.

Lanjut mencari cowok yang bisa manjat untuk petik buah rambutan. Sekalian langsung di tebang sama pohon nya. Konon katanya kalau di potong ranting nya, nanti kedepannya tumbuh ranting yang baru. Di gampong aku yang paling terkenal untuk urusan hal memotong yaitu bg Andi. Adek mama yang cowok datang ke rumah bg Andi untuk minta tolong potong pohon rambutan. Dan itu dikasih ongkos nya. Beberapa menit kemudian Palot kembali sendiri tanpa ada boncengan di belakang. Oh ya Palot itu sebutan kami untuk adek mama yang cowok.

"Gak ada orang di rumah nya Andi, kosong" kata Palot.

"Terus gimana juga?" tanya mamaku yang udah siap dengan peralatan dibawah pohon, seperti ember, goni, parang dan lainnya deh.

Palot memakirkan honda di samping rumah, di tempat yang tidak dekat dengan pohon rambutan. "Ya udah naik sendiri terus" ujar nya setelah turun dari Honda.

Palot langsung mulai beraksi mengambil tangga di belakang rumah. Dibawanya tangga itu ke pohon rambutan yang akan di potong. Aku beserta mama, dan nenek menunggu buah rambutan yang jatuh ke bawah. Tugas kami ya mengutip buah yang jatuh, lalu dimasukkan ke dalam mulut alias makan hehehe.

Tak lama kemudian Palot turun sambil teriak gitu, dia bilang semut, semut, banyak kali semut. Kami yang melihat tertawa ngakak. Kurang ajar kan gess tertawa di atas penderitaan orang lain. Tapi ini bukan orang lain loh, keluarga sendiri kok ya gapapa dong. Karna gak sanggup dengan semut yang begitu banyak, jadi rambutan nya dipetik secara manual. Yaitu pakai galah.

Pakai galah gak bisa balap untuk cepat siap, dan pohon nya gak jadi di potong deh. Satu persatu buah rambutan berjatuhan dibawah. Tetangga di samping rumah aku melihat ke arah kami, yang lagi rame-rame. Beliau pun ikut gabung mengambil beberapa buah rambutan. Beliau bilang hidupkan api biar semutnya kabur, jadi bisa potong terus. Ah iya itu ide cemerlang, kenapa lah daritadi kami gak kepikiran kesitu.

Setelah menghidupkan api, Palot naik kembali ke atas pohon rambutan. Dimulai lagi potong satu persatu dahan pohon rambutan. Tak lupa dibantu juga sama kakak sepupu ku yang cewek naik ke atas pohon. Istilahnya tukar-tukeran gitu.


Harga rambutan tahun ini cukup murah. Ambil perkilo dijual seharga Rp8000. Sedangkan untuk harga grosir diambil Rp6000. Ini yang kedua kalinya kami jual dalam bulan ini. Yang ini sisa penjualan dari beberapa bulan yang lalu. Karena saat jual di bulan kemarin buah rambutan belum masak total semuanya. Jadi alhamdulillah bisa jual dua kali. Saat jual yang pertama berhasil dapat dua goni besar. Pas di naikkan timbangan beratnya 65kg. Kalau sekarang juga dapat dua goni tapi, beratnya turun hanya 61kg.

Yah gapapa walau dapat segitu, daripada gak terjual sama sekali. Kasian juga rambutan nya jika sampai busuk di pohon wkwkkw. Kenapa gak dibagi aja untuk saudara?. Untuk hak bagi udah ada jatah pohon sendiri. Khususnya pohon rambutan yang ada di belakang. Masih ingat di belakang rumah ku ada tiga pohon rambutan?. Nah, pohon yang di belakang itulah yang di bagiin untuk saudara siapa aja yang datang ke rumah. Mereka lah yang dapat rezeki itu.

You May Also Like

2 comments