Teguh pendirian membuahkan hasil

by - Januari 19, 2024

Di akhir tahun kampung aku selalu mengadakan acara MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur'an). Ada beberapa lomba yang di ikut sertakan. Diantaranya baca doa sehari-hari untuk anak paud. Baca surat pendek, azan, ngaji tingkat dewasa, pidato, sholat jenazah.

Anak-anak sangat senang ikut serta karena disediakan hadiah oleh panitia. Walaupun jika ada yang tidak dapat juara, tetap di kasih hadiah berupa buku tulis. Hmmmm, kasian juga liat anak-anak pasti cemburu kalau liat teman nya ada hadiah.

Acara MTQ ini hanya satu Minggu. Yang menjadi MC acara seperti biasa, MC tahun lalu yaitu Intan dan Nadi. Para dewan juri juga ustadz dan ustadzah dari kampung sendiri. Enak di tonton di hari pertama, saat anak-anak paud naik ke mimbar. Itu bikin gemes plus senyum-senyum.

Sama seperti keponakan ku namanya Arul. Di rumah ia sudah siap-siap berani untuk naik ke atas mimbar. Untuk anak paud yang wajib doa makan. Satu lagi doa pilihan yang disukai. Waktu mama nya tes dirumah, keponakan ku bisa baca doa makan lancar.

Waktu malam tiba untuk tampil naik ke mimbar. Lengkap dengan peci warna putih. Dia mulai dengan ucap salam, "assalamualaikum". Jreng jreng jreng lalu keponakan ku itu diam. Ditemani sama MC diajarin untuk mengucapkan terus doa nya. Tapi dia tetap ga mau. Para penonton masih menunggu. Alhasil dia keluar lagi dari mimbar karna ga mau.

Besok nya saat keponakan ku tuh datang ke rumahku. Aku tanyain kenapa tadi malam engga ada ngomong?. 
Ia jawab, takut mic. Ya Allah ketawa aku dengar dia ceritakan. Rupanya dia takut dengan mikrofon. Karena pas kita ngomong di mikrofon kan suara nya jadi bergema. Padahal kalau sama orang asing dia gak pernah takut. Langsung ngomong kayak orang udah akrab saja. Salut juga karna berani udah mau naik ke mimbar.

Kedua aku ceritakan adek sepupu aku. Namanya Nura dapat nomor undian 071. Dia hafalan surat At-Tin dan Ad-dhuha. Surat alfatihah wajib dan dua surat itu pilihan. Pada pagi hari nya aku ajarin ia surat At-Tin dan Ad-dhuha. Yang mana yang bisa salah satunya. Bisa dua-duanya Alhamdulillah lebih bagus. Selama aku ajarin surat ad-dhuha ia nyangkut di ayat ke-3. Beberapa kali di ajarin tetap mentok di ayat ke-3. Keluarga bilang ga usah naik nanti malam karna emang gak bisa. Malu aja nanti di ketawain sama orang banyak. Gitu kata keluarga kami, termasuk mamak nya juga suruh mundur diri aja.

Ia hawa banget ikut-ikutan begituan. Tapi ia gak bisa hafal surat nya. pas pendaftaran dibuka ia sangat antusias ingin mendaftar kan diri sebagai peserta.

Sore nya ia pulang ke rumah nya. Ia berkata belajar hafal dengan temannya yang namanya, cinta. Aku gak tau apa ada ia belajar atau cuma main doang.

Malam pun tiba, setelah beberapa nomor peserta di panggil. Eh tiba-tiba di panggil nomor ujian 071. Itu peserta nya atas nama adek sepupu ku, Nura. Naik lah dia dengan percaya diri.

Pertama baca surat wajib yaitu surat alfatihah. Alhamdulillah lancar dibaca. Sekarang saat nya baca surat pilihan, dia pilih surat Ad-dhuha. Sampai di ayat ketiga penonton dibuat ketawa. Cara pengucapan nya gak sesuai ayat tersebut. Dan setelah itu cuma nyangkut di ayat ke tiga doang.
Diajarin juga sama yang jadi MC tetap terbata-bata. Pada akhirnya shodaqollah terus deh.

Aku tak habis pikir sama adek sepupu aku tuh. Benar-benar gak malu sama sekali. Walaupun gak bisa tetap aja naik. Setelah turun malah ketawa ia karna bahagia udah bisa naik.

Beberapa hari kemudian mulailah malam penutupan acara. Sekaligus pembagian hadiah. Kembali lagi ke adek sepupu ku. Ia dengan bangga berkata: juara satu jatuh kepada Latifa annura. Aku yang dengar aja udah geleng-geleng. Ku jawab, mana dapat juara lantunkan suratnya aja engga bisa. Dia ngomong lagi, kalau gak percaya liat aja nanti malam Ning. Aku iya iya aja deh.
Dan di malam harinya,saat pembagian hadiah ternyata yang dia katakan benar. Dia dapat juara satu. Padahal dia cuma ngomong-ngomong doang. Namun, cuma dia sendiri yang ikutan yang di tingkat dia. Gak ada saingan nya, makanya bisa dapat juara satu hahaha.

Anak-anak lain yang seumuran dia gak mau naik sebab belum hafal surat tersebut. Adek sepupu ku teguh pendirian, padahal udah kami bilang gak usah naik tapi dia tetap maju. Yah namanya rezeki dia gitu wkwkwk.

Cerita dia itu mengingatkan ku pada sebuah kisah tentang seekor semut yang pernah aku baca. Cerita nya begini.

Suatu hari, sekelompok semut tengah berjalan melewati hutan. Diantara jalan yang mereka lewati, rupanya terdapat genangan air yang cukup besar yang ternyata menenggelamkan dua diantara sekelompok semut tersebut. Mereka jatuh dan tidak tahu bagaimana cara berenang. Mereka hanya berteriak  terus dan berusaha sekuat mungkin untuk bisa menyetuh daratan. Genangan air itu rupanya cukup besar, sehingga setiap kali dua semut itu nyaris berhasil, gelombang air seakan membuat mereka kembali menjauh dari daratan yang dituju. Melihat hal ini, sekelompok semut lainnya akhirnya berkata, “Hai, genangan air itu tidak akan bisa membuatmu kembali. Usahamu hanya akan sia-sia. Kamu akan mati disana”.

Namun kedua semut itu mengabaikan komentar dari teman-teman sekelompoknya. Mereka tidak mendengar ocehan tersebut dan hanya berusaha sekuat mungkin untuk mencoba dan terus mencoba. Kemudian kelompok semut yang lainnya kembali berkata, “Sudah kukatakan, usahamu itu tidak akan pernah membuahkan hasil. Kamu hanya akan tenggelam dan mati disana”.

Semakin banyak anggota semut yang meminta mereka menghentikan usahanya, akhirnya satu semut pun menyerah. Ia berpikir bahwa apa yang dikatakan kelompoknya adalah benar. Untuk bisa kembali menyentuh daratan, sepertinya hanyalah mimpi yang sia-sia. Usaha yang sudah ia lakukan nyatanya tidak membuahkan hasil juga. Ia menyerahdan akhirnya mati disana.

Sedangkan semut yang lain masih berupaya sekuat tenaga. Kelompoknya terhera-heran,mengapa ia terus saja melakuka hal konyol seperti itu.”Hai apa kau tidak dengar apa yang kami katakana?Berhentilah, percuma. Kau tidak akan pernah berhasil!” Namun tak lama kemudian, selembar daun gugur terjatuh tepat disampingnya. Tanpa berpikir panjang, semut pun segera naik dan akhirnya selamat sampai ke darat. Saat ia tiba, semut lainnya bertanya “Apa kau tidak dengar apa yang kita katakan tadi?” Lalu semut itu pun menjelaskan bahwa sebenarnya ia tuli. Telinganya tidak cukup baik untuk mendengarkan suara dengan frekuensi yang tidak dekat jaraknya. Ia justru mengira bahwa kelompok menyemangatinya sepanjang waktu.

Setelah mendengar penjelasan dari semut tadi kelompok semut lainnya menyadari, bahwa dengan memberikan semangat dan motivasi kepada orang lain, sama halnya kita turut memotivasi diri kita sendiri. Jangan selalu mendengar anggapan buruk dari orang lain terhadap apa yang kita lakukan. Anggapan buruk hanya akan menjadi penghalang dalam perjalanan kita mencapai tujuan. Percayalah bahwa kerja keras pasti akan meninggalkan hasil yang berarti. Percayalah bahwa kita akan bisa mencapainya dengan cara dan kerja keras yang kita lakukan sendiri

Jadikan perkataan negatif itu sebagai motivasi untuk mu terus melangkah.

You May Also Like

0 comments