10 tanya jawab seputar bulan suci Ramadhan

by - Maret 17, 2024

Bulan suci ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan. dimana di bulan ini kita di wajibkan untuk melakukan puasa sesuai rukun islam yang ke-4. di bawah ini ada beberapa tanya jawab menyangkut bulan suci ramadhan, bermanfaat untuk kita semua.

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh🙏

1. Bagaimana jika kita punya hutang puasa romadhon, dan blm  menggantinya pada saat bulan romadhon berikutnya telah tiba🙏

JAWABAN :

Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Jika seseorang memiliki hutang puasa Ramadan dan belum berhasil menggantinya sebelum tiba bulan Ramadan berikutnya, terdapat beberapa panduan dalam syariat Islam yang bisa diikuti.

1. **Memulai dengan Bertobat:** Pertama-tama, seseorang harus bertaubat kepada Allah atas keterlambatan ini dan bertekad untuk memperbaiki kondisi ini di masa yang akan datang. Taubat sejati melibatkan penyesalan atas perbuatan yang salah, niat untuk berhenti melakukan kesalahan tersebut, dan tekad untuk memperbaiki diri ke depannya.

2. **Mengganti dengan Puasa Pengganti:** Seseorang yang memiliki hutang puasa Ramadan dapat mulai dengan mengganti puasanya sesuai dengan kemampuannya. Puasa itu sendiri adalah hak Allah, sehingga hutang puasa Ramadan ini harus diganti sesegera mungkin. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang belum sempat mengqadha puasa Ramadhan karena suatu udzur, maka hendaklah dia berpuasa tatkala suci." (HR. Abu Daud)

3. **Memberikan Kompensasi:** Selain mengganti puasa yang tertunda, seseorang juga dapat memberikan kompensasi dalam bentuk memberikan makanan kepada fakir miskin untuk setiap hari puasa yang tertunda. Ini merupakan solusi jika seseorang tidak mampu untuk mengganti puasa tersebut dengan puasa yang sesungguhnya.

4. **Menunaikan Kewajiban dengan Sebaik-baiknya:** Ketika seseorang memiliki hutang puasa Ramadan, kewajiban untuk menggantinya harus dipenuhi segera sesuai dengan kemampuan. Tidak ada dalil yang membolehkan seseorang untuk menunda puasa tanpa alasan yang dibenarkan dalam agama.

Al-Qur'an Surah Al-Baqarah (2:185) menyatakan, "Maka, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain." Ayat ini menegaskan bahwa seseorang diwajibkan untuk mengganti puasa yang tidak dilaksanakan pada waktunya.

Dalam kesimpulannya, dalam Islam, hutang puasa Ramadan harus segera diganti sesegera mungkin, dan seseorang harus bertaubat atas keterlambatan ini. Jika ada alasan yang sah yang menghalangi seseorang untuk mengganti puasa pada waktunya, maka ia dapat menggantinya dengan memberi makanan kepada fakir miskin untuk setiap hari puasa yang tertunda.

Wallahu A'lam Bissowab

2. Bagaimana puasa kita tetap baik sampai waktu berbuka, mohon penjelasannya ustdz?

JAWABAN :

Untuk menjaga kualitas puasa hingga waktu berbuka, penting untuk memperhatikan beberapa hal yang disarankan dalam syariat Islam. Berikut adalah beberapa tips untuk menjaga kualitas puasa hingga waktu berbuka:

1. Niat yang ikhlas: Sejak waktu sahur, hendaknya kita berniat dengan sungguh-sungguh untuk melakukan puasa dengan tujuan mengharapkan ridha Allah SWT.

2. Menjaga perilaku dan ucapan: Puasa tidak hanya sebatas menahan makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perilaku negatif seperti berkata kasar, berdusta, atau melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

3. Memperbanyak amal ibadah: Selain menahan lapar dan haus, puasa juga merupakan kesempatan untuk memperbanyak amal ibadah seperti membaca Al-Qur'an, berzikir, berdoa, dan memperbanyak sedekah.

4. Berusaha menjaga kesehatan: Menjaga kesehatan tubuh juga penting untuk menjaga kualitas puasa hingga waktu berbuka. Memperhatikan pola makan seimbang saat sahur dan berbuka, serta menjaga agar tubuh tetap terhidrasi dengan minum air putih yang cukup saat berbuka dan sahur.

5. Menjaga hati dan pikiran: Selain menjaga tubuh, menjaga hati dan pikiran juga penting. Hindari pikiran negatif, perbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah) dan tafakkur (merenung) agar hati tetap tenang dan penuh dengan kebaikan.

Dalil-dalil dari Al-Qur'an dan hadis yang mendukung praktik di atas antara lain adalah firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah (2:183), "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." Hadis Rasulullah SAW juga mengingatkan untuk menjaga kebersihan hati dan perbuatan selama berpuasa.

Wallahu A'lam Bissowab

3. Bagaimana cara mengajari anak" yg baru belajar berpuasa, agar mereka bisa senang saat berpuasa?

JAWABAN :

Mengajari anak-anak yang baru belajar berpuasa agar mereka senang saat menjalani ibadah puasa merupakan suatu hal yang penting dalam mendidik anak-anak dalam ajaran Islam. Berikut adalah beberapa cara dan pedoman menurut syariat Islam beserta dalilnya yang dapat diterapkan dalam mengajari anak-anak yang baru belajar berpuasa:

1. Bertutur Kata yang Lembut
Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita untuk bertutur kata dengan lembut dan penuh kasih sayang, terutama dalam mendidik anak-anak. Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang paling dicintai oleh Allah dari kalangan hambaNya adalah orang yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain, dan orang yang paling dicintai oleh manusia adalah orang yang paling banyak memberikan manfaat bagi orang lain." (HR. Tirmidzi)

2. Menceritakan Keutamaan Berpuasa
Sebagai orang tua atau pendidik, kita dapat menceritakan kepada anak-anak tentang keutamaan dan kebaikan berpuasa seperti pahala yang besar dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Setiap amalan laki-laki itu pahalanya sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat, kecuali puasa, karena sesungguhnya ia adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya." (HR. Muslim)

3. Memberikan Contoh yang Baik
Memberikan contoh yang baik dalam menjalankan ibadah puasa, seperti membaca Al-Qur'an, shalat, dan berbuat baik kepada sesama, dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Rasulullah SAW bersabda, "Setiap amalan yang dilakukan oleh anak Adam akan dilipatgandakan, satu keutamaan dari sepuluh kali lipat hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman: 'Kecuali puasa, karena puasa itu adalah untukKu sendiri dan Aku sendiri yang akan memberikan balasannya. Dia menahan syahwatnya dan makan minumnya karena Aku.'" (HR. Bukhari & Muslim)

4. Membuat Suasana Berpuasa Menjadi Menyenangkan
Kita dapat menciptakan suasana yang menyenangkan saat berpuasa bagi anak-anak dengan menyediakan makanan sahur dan berbuka yang disukai oleh mereka, serta melibatkan mereka dalam kegiatan yang bermanfaat untuk menunjukkan bahwa berpuasa adalah hal yang istimewa dan menyenangkan.

5. Pujian dan Dukungan
Memberikan pujian dan dukungan kepada anak-anak ketika mereka menjalani puasa dapat meningkatkan semangat mereka. Rasulullah SAW bersabda, "Allah pasti memberikan pahala yang besar kepada setiap orang yang bersabar dalam menjalani ujianNya, meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya, dan memohon pertolongan pada Allah dalam setiap urusannya." (HR. Ahmad)

Dengan menerapkan pedoman-pedoman tersebut, diharapkan anak-anak akan merasa senang dan terdorong untuk menjalani ibadah puasa dengan penuh kebahagiaan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan dalam mendidik anak-anak kita sesuai dengan ajaran Islam.

Wallahu A'lam Bissowab

https://bayar-puasa.html

3. Izin bertanya ustadz,,,Bagaimana kita  menyambut bulan Ramadhan.
Agar puasa diterima Allah Swt. Awal sampai Akhir Terima Kasih🙏

JAWABAN :

Menyambut bulan Ramadan dengan tujuan agar puasa kita diterima Allah SWT memang menjadi keinginan setiap muslim yang hendak menjalani ibadah puasa. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menyambut bulan Ramadan agar puasa kita diterima oleh Allah SWT dari awal hingga akhir, beserta dalilnya menurut syariat Islam:

1. Memperbanyak Ibadah di Bulan Sya'ban
Sebagai langkah awal, Rasulullah SAW dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah, terutama puasa sunnah dan dzikir di bulan Sya'ban sebagai persiapan menyambut bulan Ramadan. Rasulullah SAW bersabda, "Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulan Rasul, dan Ramadan adalah bulan umatku. Barangsiapa yang memperbanyak amalan kebaikan di bulan Rajab, aku akan membawanya lebih lancar ke bulan Sya'ban, dan barang siapa yang memperbanyak amalan kebaikan di bulan Sya'ban, aku akan membawanya kepuasan di bulan Ramadan." (HR. Ash-Shuyuthi dari Anas bin Malik)

2. Niat yang Ikhlas
Setiap ibadah yang hendak kita lakukan, termasuk dalam menyambut bulan Ramadan, harus dijadikan niat yang ikhlas semata-mata kerana Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan tiap-tiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR. Bukhari & Muslim)

3. Memperbanyak Sedekah
Memperbanyak sedekah di bulan Ramadan merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda, "Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah memberi makan dan mengucapkan salam kepada siapa saja yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal." (HR. Bukhari)

4. Memperbanyak Dzikir, Doa, dan Tilawah Al-Qur'an
Di bulan Ramadan, memperbanyak dzikir, doa, dan tilawah Al-Qur'an menjadi amalan yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda, "Bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah, Allah mewajibkan atas kalian berpuasa di bulan itu. Pintu-pintu langit dibuka di bulan ini, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." (HR. Ahmad)

5. Menjauhi Dari Perbuatan Buruk
Menjauhi dari perbuatan buruk dan meraih pahala sebanyak-banyaknya adalah juga cara agar puasa kita diterima Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan bohong dan tidak meninggalkan perbuatan sia-sia, maka Allah tidak memerlukan bahwa dia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Bukhari)

Dengan memperhatikan langkah-langkah tersebut, kita dapat menyambut bulan Ramadan dengan ikhtiar agar ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan petunjuk kepada kita dalam menjalani ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan kecintaan kepada-Nya.

Wallahu A'lam Bissowab

4. Izin bertanya ustadz,,,Bagaimana kita  menyambut bulan Ramadhan.
Terutama menjaga kebersihan hati untuk mengsucikan niat beribadah hanya untuk Allah.Terima Kasih🙏

JAWABAN :
Menyambut bulan Ramadan dengan menjaga kebersihan hati dan mengsucikan niat beribadah hanya untuk Allah adalah langkah penting dalam persiapan menyambut bulan suci ini. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam menjaga kebersihan hati dan niat ibadah menurut syariat Islam beserta dalilnya:

1. Beristighfar dan Tawbah
Sebagai awal dalam menyambut bulan Ramadan, sebaiknya kita memperbanyak istighfar (meminta ampunan) dan tawbah (bertaubat) atas segala kesalahan dan dosa yang telah kita lakukan. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah lebih mencintai hamba-Nya yang bertaubat daripada seorang yang mengakui dirinya tidak berdosa." (HR. Tirmidzi)

2. Menjauhi Permusuhan dan Dendam
Menjaga kebersihan hati juga berarti menjauhi perasaan permusuhan, dendam, dan iri hati terhadap sesama muslim. Rasulullah SAW menyatakan, "Sesungguhnya sebaik-baik orang mukmin adalah yang paling baik akhlaknya." (HR. Tirmidzi)

3. Memperbaiki Niat
Dalam menyambut bulan Ramadan, sangat penting untuk memperbaiki niat kita agar semua ibadah yang kita lakukan benar-benar hanya untuk Allah semata. Niat yang ikhlas merupakan aspek penting dalam setiap amalan ibadah. Rasulullah SAW bersabda, "Amalan itu tergantung pada niat, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)

4. Menjaga Akhlak
Menjaga kebersihan hati juga melibatkan menjaga akhlak dan perilaku kita dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya yang paling dicintai olehku dan yang paling dekat denganku di hari kiamat ialah yang memiliki akhlak yang baik dan menjauhi sikap yang buruk." (HR. Tirmidzi)

5. Memperbanyak Dzikir dan Doa
Dengan memperbanyak dzikir dan doa, kita bisa membersihkan hati dan memperkuat ikatan spiritual dengan Allah. Rasulullah SAW bersabda, "Ingatlah, sesungguhnya di dalam hati manusia itu ada segumpal daging, jika baik maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika rusak maka rusaklah seluruh jasadnya, ingatlah, itulah hati." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dengan memperhatikan langkah-langkah tersebut, kita bisa menyambut bulan Ramadan dengan hati yang bersih dan niat yang ikhlas. Semoga Allah SWT senantiasa membersihkan hati kita dan memperkuat keimanan serta membimbing kita dalam menjalani ibadah dengan kesungguhan dan keikhlasan.

Wallahu A'lam Bissowab

5. Bagaimana cara mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik untuk menyambut bulan Ramadhan dengan sungguh sungguh dan efesien ?. Mohon pencerahannya ustadz

JAWABAN :

Untuk mempersiapkan diri secara spiritual, ada beberapa langkah yang dapat diambil. Pertama, berdoa kepada Allah agar diberikan kekuatan dan keteguhan hati untuk menjalani bulan Ramadan dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Dua bulan yang penuh berkah sedang mendekat atasmu, yakni bulan Rajab dan bulan Sya'ban. Maka, mintalah kepada Allah sebanyak-banyak ampunan di dalam keduanya, serta berdoa agar engkau diberi keberhasilan dalam bulan Ramadan." (HR. Thabarani)

Kedua, membersihkan hati dan menyesuaikan diri agar memasuki bulan Ramadan dengan jauh dari rasa dendam, iri hati, dan sifat buruk lainnya. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan yang buruk dan perbuatan yang buruk, maka Allah tidak memerlukan bahwa dia meninggalkan makanan dan minumannya." (HR. Bukhari)

Ketiga, memperbanyak ibadah dan amalan kebaikan sebelum memasuki bulan Ramadan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan shalat sunnah, sedekah, membaca Al-Qur'an, dan berbagai amalan kebaikan lainnya. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya dalam setiap hari dan malam terdapat malaikat yang bergantian pada kalian. Mereka berkumpul pada shalat Subuh dan shalat Asar. Mereka lalu berkata, "Apa yang kalian kerjakan di antara kedua waktu ini?" (HR. Bukhari)

Sementara itu, untuk mempersiapkan diri secara fisik, ada beberapa langkah yang juga dapat diambil. Pertama, menjaga pola makan dan minum. Hal ini penting untuk memastikan tubuh tetap sehat dan bugar selama bulan Ramadan. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidak ada bejana yang lebih buruk dari perut." (HR. Tirmidzi)

Kedua, rutin berolahraga untuk menjaga kebugaran fisik. Olahraga ringan seperti berjalan atau senam dapat membantu menjaga kebugaran fisik sebelum masuk ke dalam bulan Ramadan.

Ketiga, memperbaiki kualitas tidur. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk menjaga kesehatan dan stamina fisik. Sehingga, usahakan untuk memiliki waktu istirahat yang cukup dan berkualitas sebelum memasuki bulan Ramadan.

Dalam semua tindakan persiapan, penting untuk mengingat bahwa niat kita haruslah ikhlas dan hanya untuk meraih keridhaan Allah.

Wallahu A'lam Bissowab

6. Izin bertanya ustadz,, sebelum bulan Ramadhan datang, bagaimana cara kita supaya bisa lebih baik lagi ibadah nya di bulan Ramadhan tahun ini, dan tips2 apa saja yang kita lakukan menjelang ramadhan tiba, terimakasih 🙏🙏

JAWABAN :

Tentang cara meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadan dan tips untuk mempersiapkan diri sebelum bulan Ramadan tiba, terdapat beberapa langkah yang dapat dipertimbangkan berdasarkan ajaran syariat Islam beserta dalilnya.

1. Menjaga Niat dan Kesungguhan
Sebelum memasuki bulan Ramadan, penting untuk memastikan bahwa niat kita murni hanya untuk meraih keridhaan Allah. Niat yang ikhlas akan meningkatkan kualitas ibadah kita. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya amal itu tergantung pada niat (nya), dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan (balasan) sesuai dengan apa yang dia niatkan." (HR. Bukhari)

2. Memperbanyak Ibadah Sunnah
Sebelum memasuki bulan Ramadan, memperbanyak amalan-amalan sunnah seperti shalat sunnah, sedekah, dan dzikir bisa membantu meningkatkan kualitas ibadah kita. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Bersegeralah untuk beramal-amal shaleh sebelum datangnya masa-masa sulit yang merintangi (kemampuan) untuk beramal." (HR. Ahmad)

3. Mempersiapkan Diri Fisik
Menjaga kesehatan fisik dengan pola makan yang seimbang, olahraga, dan tidur yang cukup akan membantu kita menjalankan ibadah dengan lebih baik ketika Ramadan tiba. Nabi Muhammad SAW juga menyarankan untuk menjaga tubuh kita dengan memberikan haknya, termasuk memperhatikan makanan yang kita konsumsi.

4. Menjernihkan Hati dan Memperbaiki Akhlak
Jelang Ramadan, penting untuk membersihkan hati dari dendam, iri hati, dan sifat buruk lainnya serta berusaha memperbaiki akhlak kita. Rasulullah SAW bersabda, "Tidak masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat seberat zarrah dari kesombongan." (HR. Muslim)

5. Meningkatkan Kualitas Ibadah Wajib
Sebagai persiapan menjelang Ramadan, memastikan kualitas ibadah wajib seperti shalat, puasa, dan menunaikan kewajiban-kewajiban lainnya akan membantu kita memasuki bulan suci dengan lebih siap dan mantap.

6. Memperbanyak Istighfar dan Doa
Memperbanyak istighfar dan doa memohon keampunan serta kekuatan untuk menjalani ibadah di bulan Ramadan dapat membantu kita memperbaiki diri dan menjalani bulan Ramadan dengan lebih baik. Allah SWT berfirman, "Dan mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, kemudian bertubuhlah kepada-Nya." (QS. Az-Zalzalah: 8)

Dengan memperhatikan langkah-langkah tersebut secara hati-hati dan sungguh-sungguh, kita dapat mempersiapkan diri secara spiritual dan fisik untuk menyambut bulan suci Ramadan dengan penuh keikhlasan dan kebersihan hati. Semoga Allah memberkahi usaha kita dan menjadikan Ramadan kali ini sebagai ibadah yang lebih baik dari sebelumnya.

Wallahu A'lam Bissowab

https://serba-serbi-tentang-puasa-ramadhan.html

7. Izin bertanyak ustadz,, Apakah hadist tentang menyambut bukan suci ramadhan?.

JAWABAN :

Tentang menyambut bulan suci Ramadan, terdapat beberapa hadis yang menerangkan pentingnya menyambut bulan Ramadan dengan kegembiraan dan persiapan yang sungguh-sungguh.

Salah satu hadis yang menerangkan tentang menyambut Ramadan adalah hadis riwayat Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, beliau berkata:

"Ketika bulan Ramadan masuk, pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka tertutup, dan setan-setan dibelenggu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa bulan Ramadan adalah bulan yang istimewa di mana kebaikan-kebaikan dilipatgandakan, kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah menjadi lebih mudah, serta setan-setan yang menggoda manusia untuk berbuat maksiat dibelenggu. Oleh karena itu, Muslim dituntut untuk menyambut kedatangan bulan Ramadan dengan penuh kegembiraan dan semangat untuk memperbanyak ibadah.

Selain itu, terdapat pula hadis yang menunjukkan persiapan fisik dan spiritual dalam menyambut Ramadan. Dari Abu Hurairah juga, Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

"Jika datang bulan Ramadan, pintu-pintu surga terbuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu." Lalu ditanya kepada beliau, "Mengapa pintu-pintu surga terbuka?" Beliau menjawab, "Pintu-pintu surga terbuka, tidak ada yang menutupnya kecuali pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada yang membukanya." (HR. At-Tirmidzi)

Hadis ini menekankan pentingnya persiapan untuk menyambut Ramadan dengan menyibukkan diri dalam beribadah dan menjauhi perbuatan dosa. Pintu-pintu surga yang terbuka menunjukkan bahwa dalam bulan Ramadan, pintu-pintu rahmat dan ampunan Allah terbuka lebar bagi hamba-Nya yang berusaha mendekatkan diri kepada-Nya.

Dari hadis-hadis di atas, kita dapat memahami bahwa menyambut bulan suci Ramadan bukan hanya sekedar menyambut kehadiran bulan baru, tetapi merupakan momen yang sangat istimewa di mana kesempatan untuk mendapatkan keberkahan, ampunan, dan pahala yang berlipat ganda. Oleh karena itu, dalam menyambut Ramadan, umat Islam dianjurkan untuk mempersiapkan diri secara fisik dan spiritual, serta menjauhi perbuatan dosa dan mengerahkan diri dalam beribadah.

Wallahu A'lam Bissowab

8. Izin bertanya ustadz : Bagaimana menemukan keseimbangan antara ibadah, pekerjaan, dan tanggung jawab sosial selama bulan suci Ramadhan ?.

JAWABAN :

Menemukan keseimbangan antara ibadah, pekerjaan, dan tanggung jawab sosial selama bulan suci Ramadhan adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan seorang Muslim. Islam mendorong kita untuk menjalani kehidupan seimbang, di mana kita memberikan perhatian pada ibadah kepada Allah, bekerja untuk memenuhi kebutuhan diri dan keluarga, serta memenuhi tanggung jawab sosial terhadap masyarakat di sekitar kita.

Pertama-tama, dalam Islam, ibadah merupakan prioritas utama, terutama selama bulan suci Ramadhan. Puasa, shalat tarawih, membaca Al-Qur'an, dan berzikir adalah hal-hal yang sangat dianjurkan selama bulan ini. Oleh karena itu, seorang Muslim harus berusaha sebaik mungkin untuk mendapatkan manfaat maksimal dari ibadah-ibadah ini.

Tetapi, juga penting untuk diingat bahwa Islam juga mendorong kita untuk bekerja dan berusaha dalam kehidupan dunia. Pekerjaan dan usaha merupakan bagian penting dalam mencari rezeki dan memenuhi kebutuhan diri dan keluarga. Rasulullah SAW sendiri adalah seorang yang bekerja sebelum dan setelah menerima wahyu, dan beliau juga memberikan penekanan pada pentingnya usaha dan kerja keras.

Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk selama bulan Ramadhan, penting untuk menemukan keseimbangan antara ibadah dan pekerjaan. Ini bisa dilakukan dengan cara mengatur jadwal sehari-hari secara bijaksana, mengelola waktu dengan efisien, serta memberikan prioritas pada ibadah tanpa mengabaikan tanggung jawab pekerjaan.

Selain ibadah dan pekerjaan, tanggung jawab sosial juga merupakan hal yang penting dalam Islam. Berbuat baik kepada sesama manusia dan peduli terhadap kebutuhan masyarakat di sekitar kita juga merupakan bagian integral dari ajaran Islam. Pada bulan Ramadhan, kita dianjurkan untuk meningkatkan kebaikan, memberikan sedekah, berbagi dengan sesama, dan membantu orang-orang yang membutuhkan.

Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah (2:177):
"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi. Serta memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) serta memerdekakan budak, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat (shalat) berutang (piutang) ketika melakukan (sesuatu) janji, serta sabar terhadap kesengsaraan dan penderitaan, atau pada saat peperangan itu benar-benar terjadi. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa."

Dari ayat di atas, kita dapat melihat betapa Islam mengajarkan pentingnya memberikan harta kepada yang membutuhkan, seperti kerabat, anak yatim, orang miskin, dan musafir. Hal ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan kita untuk peduli terhadap kondisi sosial di sekitar kita, terutama selama bulan Ramadhan.

Dalam hadits, Rasulullah SAW juga mengingatkan kita tentang pentingnya berbuat baik kepada sesama. Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya seseorang itu akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang diniatkannya. Maka barang siapa hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa hijrahnya karena dunia yang ingin diraihnya atau karena seorang wanita yang ingin dinaikkannya, maka hijrahnya kepada apa yang dituju." (Muttafaqun 'alaih)

Dari pandangan syariat Islam, menemukan keseimbangan antara ibadah, pekerjaan, dan tanggung jawab sosial selama bulan suci Ramadhan dapat dicapai dengan cara memprioritaskan ibadah tanpa meninggalkan kewajiban pekerjaan dan tanggung jawab sosial. Jika kita mampu mengelola waktu dengan bijak, membagi waktu secara adil antara ibadah, pekerjaan, dan kegiatan sosial, kita dapat mencapai keseimbangan yang dianjurkan dalam ajaran Islam.

Wallahu A'lam Bissowab

9. Bener ngak klo kita mandi di laut,.trus kita kentut dalam air, maka puasanya akan batal...?

JAWABAN :

Menurut syariat Islam, jika seseorang mandi di laut dan kemudian kentut dalam air, itu tidak akan secara otomatis membatalkan puasanya.

Dalam Islam, puasa bisa batal karena adanya tindakan-tindakan tertentu, seperti makan, minum, atau melakukan hubungan suami istri di siang hari selama bulan Ramadhan, dan hal-hal lain yang diakui secara luas sebagai membatalkan puasa. Namun, kentut tidak termasuk dalam daftar ini.

Adanya anggapan seperti itu mungkin merupakan salah satu bentuk kepercayaan atau informasi keliru yang berkembang di masyarakat. Namun, dalam kenyataannya, dalam Islam, kentut bukanlah sesuatu yang akan membatalkan puasa.

Sebagai gantinya, penting untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar membatalkan puasa seperti yang diajarkan dalam Al-Qur'an dan hadits.

Sebagai referensi, dalam Surat Al-Baqarah (2:183-185), Allah berfirman tentang hukum puasa: 
" Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) untuk waktu yang tertentu. Maka siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (dapat berbuka puasa), maka wajiblah baginya berpuasa sebanyak hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalaninya (agar memberikan fidyah), yaitu memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang lupa (dalam keadaan puasa) dan dia teruskan (puasanya), maka hendaklah dia melengkapkannya, karena sesungguhnya itu adalah Allah yang memberinya makan dan minum.” (Muttafaqun ‘alaih)

Jadi, jangan khawatir tentang hal-hal yang tidak termasuk dalam daftar yang membatalkan puasa. Sebagai gantinya, fokuslah pada menjalankan puasa sesuai dengan ajaran Islam yang benar, menjaga niat, dan menghindari tindakan-tindakan yang jelas-jelas membatalkan puasa.

Wallahu A'lam Bissowab

https://catat-70-perintah-allah-pada-manusia.html

10. Apakah Hakekatnya dari puasa itu sendiri?

JAWABAN :

Puasa dalam Islam memiliki makna yang dalam dan beragam, baik dari segi spiritual maupun syariat. Hakekat dari puasa tersebut dapat dipahami dari beberapa sudut pandang dalam ajaran Islam.

Secara umum, hakekat puasa dalam Islam adalah sebuah ibadah yang melibatkan penahanan diri dari segala kebutuhan fisik, mulai dari makanan, minuman, hubungan suami istri, hingga segala bentuk perilaku buruk, selama waktu yang ditentukan yaitu dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Namun, hakekat sebenarnya dari puasa tidak hanya sebatas penahanan diri dari kebutuhan fisik semata, melainkan juga mencakup dimensi spiritual dan moral.

Berdasarkan perspektif syariat Islam, hakekat puasa dapat ditemukan dalam Al-Qur'an dan Hadits sebagai berikut:

Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 183 menjelaskan bahwa tujuan utama dari puasa adalah "agar kamu bertakwa." Ini menunjukkan bahwa hakekat puasa adalah untuk mencapai keadaan takwa, yaitu kesadaran spiritual yang mendalam akan kehadiran Allah SWT dalam segala aspek kehidupan.

Rasulullah SAW juga menyatakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa puasa adalah "perisai" yang melindungi seseorang dari perbuatan buruk dan dosa. Dengan demikian, hakekat puasa juga melibatkan pengendalian diri dari segi moral dan etika, serta melibatkan perbaikan karakter.

Dalam sebuah hadits lainnya, Rasulullah SAW menyatakan bahwa puasa bukan hanya menahan lapar dan haus, melainkan juga menahan lisan, pandangan, pendengaran, dan segala anggota tubuh dari perbuatan yang tidak bermanfaat dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini menunjukkan bahwa hakekat puasa melibatkan pengendalian diri dari segi spiritual dan emosional.

Dengan demikian, hakekat puasa dalam Islam melibatkan aspek kesadaran spiritual, pengendalian diri dari segala bentuk keinginan hawa nafsu, serta memperbaiki moral dan etika. Puasa bukan hanya sekadar penahanan dari makan dan minum, melainkan sebuah perjalanan spiritual dan proses perbaikan diri menuju keberkahan dan kecintaan kepada Allah SWT.

Dari perspektif yang lebih dalam, hakekat puasa juga dapat dilihat sebagai kesempatan untuk membersihkan jiwa dari segala kecenderungan negatif dan kesalahan, serta sebagai wujud tunduk dan ikhtiar dalam meningkatkan kesadaran diri serta penghargaan terhadap nikmat Allah SWT. Ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur'an Surah Ar-Ra'd ayat 28 yang menyatakan bahwa "sesungguhnya, dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."

Dengan demikian, hakekat puasa dalam Islam mencakup dimensi spiritual, moral, dan etika yang mendalam. Melalui puasa, umat Islam diharapkan dapat mencapai tingkatan takwa, membentuk karakter yang baik, serta meningkatkan kesadaran akan kehadiran dan kasih sayang Allah SWT.

Wallahu A'lam Bissowab


Source: gc.wa/KajianIslam ✍🏻📚

You May Also Like

0 comments