Tanya jawab seputar bulan suci Ramadhan 2
Menurut syariat Islam, diperbolehkan bagi Anda untuk memberikan minum dan roti kepada pekerja atau kuli yang tidak mampu berpuasa karena alasan kerja berat yang membuat mereka tidak kuat untuk berpuasa. Ini termasuk dalam bentuk memberi makan dan menyediakan minuman kepada mereka yang membutuhkan, dan hal ini dianjurkan dalam Islam. Alasan tersebut dapat dianggap sebagai udzur (alasan maaf) bagi mereka yang bekerja dalam kondisi yang melelahkan atau berat.
Dalilnya dapat ditemukan dalam hadis Rasulullah SAW yang menyatakan pentingnya memberikan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan, termasuk kepada mereka yang melakukan pekerjaan berat.
Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik amal yang dinilai oleh Allah adalah memberi makan kepada orang lapar." (HR Bukhari)
Dengan memberikan bantuan makanan dan minuman kepada mereka yang tidak mampu berpuasa karena alasan tertentu, Anda juga dapat mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah SWT. Oleh karena itu, jangan ragu untuk membantu sesama yang membutuhkan dalam kondisi seperti ini dengan niat yang tulus dan ikhlas, karena rasulullah SAW pernah bersabda bahwa setiap langkah yang diambil untuk membantu sesama akan mendatangkan pahala di sisi-Nya.
Wallahu A'lam Bissowab
19. Gini dek aku udah lebih dari 2 Minggu dapet (Haid) Mulu ,terus apa si perbolehkan aku puasa dan sholat ? Setau ku kalau udah lebih 2 Minggu katanya bsa tpi takut slah juga. Kadang ada plek kdg ada darah juga tpi sedikit" tad.
JAWABAN :
Dalam Islam, wanita yang mengalami haid atau menstruasi memiliki aturan khusus terkait ibadah puasa dan sholat. Ketika seorang wanita mengalami haid, dia dilarang untuk menjalankan puasa dan sholat sebagai bentuk penghormatan terhadap ketentuan agama yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadis Nabi Muhammad SAW.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait hukum-hukum haid dalam Islam:
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam Islam, wanita yang sedang dalam masa haid tidak diperbolehkan untuk melakukan puasa dan sholat. Masa haid yang lebih dari dua minggu tetap dianggap sebagai masa haid, dan wanita tersebut harus menunggu hingga masa haidnya selesai sebelum dapat kembali menjalankan ibadah puasa dan sholat. Adapun aturan-aturan ini bertujuan untuk menjaga kesucian dan kebersihan dalam menjalankan ibadah.
Wallahu A'lam Bissowab
20. Ustad tpi ada pendapat lain lebih dari 15 hari dinamakan darah Istihadhah. Diwajibkan menunaikan shalat, bagaimana ini ustadz?.
JAWABAN :
Darah Istihadhah adalah kondisi dimana seorang wanita mengalami keluarnya darah di luar periode haid dan nifas. Wanita yang mengalami Istihadhah diwajibkan untuk melaksanakan sholat dan ibadah lainnya, selama darah yang keluar tersebut berdasarkan kriteria syar'i dianggap sebagai darah Istihadhah.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait dengan darah Istihadhah dalam Islam:
"عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَأْمُرُنَا إِذَا خَرَجَتْ الْحَائِضُ أَنْ يَحْتَسِبْ عِنْدَ حُيُوبَتِهَا الصَّلَوَاتِ عَلَى أَنْ لاَ تُصَلِّي" (رواه البخاري
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa wanita yang mengalami darah Istihadhah diwajibkan untuk melaksanakan sholat dan ibadah lainnya. Darah Istihadhah tidak dianggap sebagai haid yang membatalkan ibadah sholat, sehingga wanita diperbolehkan untuk tetap melaksanakan ibadah sholat selama mengalami darah Istihadhah. Hal ini bertujuan untuk memudahkan wanita dalam menjalankan ibadah di tengah kondisi yang sedang dialaminya.
Wallahu A'lam Bissowab
0 comments