Tidak suka polisi tapi tinggal di rumah polisi, kok bisa sih?
Perasaan suka timbul tanpa kita harapkan. Terkadang hanya satu menit rasa suka itu muncul di hati kita. Begitu juga dengan rasa benci. Karena satu kata bisa membuat kita benci seseorang. Padahal semua orang ga sama. Kenapa?. Kita hanya dengar dari mulut orang tapi kita ga liat dengan mata kita. Telinga begitu mudah percaya apa yang didengar. Kenapa sebelum itu kita cari tau dulu apakah itu benar atau tidak?. Bukankah dengan seperti itu baik untuk kita?. Agar hati kita berprasangka baik.
Jangan salahkan cinta, karena rasa cinta itu fitrah. Cinta seorang hamba kepada sang pencipta. Begitu juga cinta kita kepada hamba nya. Bagaimana rasanya jatuh cinta?. Rasanya tuh wow banget. Coba tanya sama yang jatuh cinta. Apa jawaban mereka?.
Cowok yang berpakaian rapi siapa sih yang ga suka tengok mereka. Salah satu nya yang lagi kita bahas. Siapa dia?. Betul sekali dia seorang police. Profesi yang satu ini sangat mengutamakan kedisiplinan. Pada saat mereka menggunakan baju dinas. Masya Allah terlihat begitu rapi. Apalagi jika baju yang dipakai itu pas-pasan dengan tubuh. Ya nampak begitu langsing banget. Yang ga kuat iman tolong jangan di pandang. Ga usah ngehalu jodoh orang(hahahha).
https://instagram.com/irwanda1 |
Maaf ya foto nya saya upload, soalnya ga tau mau upload foto siapa.
Masih dengan pertanyaan yang sama. Kok bisa sih tinggal di rumah polisi padahal ga suka polisi?. Bukan ga suka dalam artian benci. But seperti nervous gitu jika ada polisi di depan. So, pengen nya ya menghindar gitu, ga mau ketemu sama polisi. Kita menghindar malah di dekatkan. Terus bagaimana sekarang?. Setiap hari saya ketemu sama dia. Waktu pertama saya di sini(dirumah polisi) dia belum libur. Because pandemi untuk sementara tidak di bolehkan pulang kampung. Kapan dia pulang?. Dia pulang pada bulan Juli saat saya sudah dua bulan disini.
Disitulah awal kami bertemu. Sebelumnya cuma lihat di foto doang. Dan saya juga udah banyak dengar cerita tentang dia.
Saya ga tau ternyata anak bunda ini seorang polisi. Dulunya saya pikir anak bunda ni hanya dua orang. Itupun masih kecil-kecil. Entah berapa Minggu baru sadar ternyata anak bunda ini empat orang. 3 cowok and 1 cewek. Bagaimana saya bisa tinggal disini?. Saudara?, Bukan. Apa kenalan?, Bukan juga. Dulunya waktu masih madrasah Aliyah saya tuh pernah bilang. Mau nya kuliah tu sambil kerja. Because ga mungkin lah berharap sama orang tua. Orang tua saya bukan seorang PNS. Melainkan hanya petani.
Satu semester berjalan tapi saya belum dapat pekerjaan. Dari rumah ke kampus jaraknya tuh 40 menit. Jam berapa berangkat?. Saya berangkat jam tujuh pagi. Selesai nya sekitar hampir-hampir Zuhur lah. Setiap hari begitu, lama-kelamaan saya bilang sama mama saya.
"Ma, capek jauh kali". Apa respon mama saya?.
"Kalau ga mau lagi berhenti aja". Begitu selow respon mama.
Tapi saya ga mau berhenti. Karna udah mulai mau nya lanjut terus. Sama seperti blogger ini mau nya lanjut, lanjut, lanjut. Walaupun belum tau mendalam tentang blogger.
Lepastu saya jawab "saya kerja boleh ma, biar bisa dekat pas pigi kuliah".
"Tinggal di rumah orang" saya lanjut ngomong.
"Mana ada kerja kek gitu"jawab mama.
"Itulah misalnya ada boleh ga?" Saya tanya.
Lepastu mama ga da jawab lagi.
Semester dua cari lagi lowongan kerja. Dengan siapa?. Kami pergi bertiga. Dua nya lagi juga satu kampus dengan saya. Pertama kami nanya di Andhika. Ga da lowongan udah penuh. Lalu kedua kami nanya di Eva kalori. Ga da juga. Kami berhenti sejenak, pikir-pikir dulu mau nanya dimana lagi. Di bilang sama kawan saya. Katakanlah namanya Aulia.
Aulia bilang "dengar-dengar dari kawan, ditoko itu ada lowongan". So, pigi lah kami ke toko tersebut. Sampai disana nanya-nanya sampai ke pucuk. Tau ga sih siapa yang nanya-nanya?. Kawan saya berdua. Yang diam siapa?. Saya(hahah). Sekarang yang diterima siapa?. Saya (haha). Yang ga ngomong malah dia yang dapat. Salah satu kawan saya ga mau jika tinggal di rumah orang laen. Di kasih lah untuk saya. Dan mulailah saya menjalani kehidupan baru dengan orang baru.
0 comments