Bareng keluarga atau ngekost?

by - November 23, 2021

Harta yang paling berharga adalah keluarga. Pernah dengar lagu BCL tentang harta yang paling berharga?. Ketika saya dengar lagu itu Ayah saya sudah tiada. saya nangis karna lagu itu. Rasanya Ayah saya tuh masih ada di dekat saya. Kayak ga percaya gitu, terasa kayak seperti mimpi Dan itu iyaya kenyataan bukan sekadar mimpi seorang anak. Mau halu ya sama aja mana bisa coba. Bisakah terwujud kembali?. Mustahil sungguh mustahil.

Memiliki keluarga yang masih utuh bersyukur sangat. Berbeda dengan saya yang sudah kehilangan salah satunya. Bagi kita orang tua kita itu paling kita butuhkan. Disaat kita sedih kita carinya orangtua kita bukan orang lain. Apa ada yang mencari pacar pas lagi sedih?. Mungkin ada sih sedikit. Why cari pacar?. Padahal tempat curhat yang paling nyaman adalah orang tua kita. Cuma kita aja yang malu kan untuk curhat dengan mereka. Salah satunya saya sendiri ga berani guys curhat sama orang tua ku. Lebih lagi kalau disuruh curhat sama ayah. Malu bingittsss. Dalam hal apa?. Eitsssss, bukan tentang pacar ya(hahaha). Hal yang menyangkut tentang kesedihan ku. Because aku ga mau mereka tuh juga ikutan sedih. Terus sama siapa juga aku curhat. Yah disini, tempat curhat yang bisa aku luapkan uneg-uneg kesedihan ku.

Kuliah merantau jauh dari orang tua, tinggal di kos and ada juga yang sebagian tinggal bareng saudara. Dimana pun kita nginap guys yang pasti rasanya berbeda-beda. Ada manis, asam, pahit, asin, merasakan kehidupan.

Tidak perlu berpanjang lebar guys disini ada beberapa perbedaan tinggal bareng keluarga dengan tinggal di kos. Ini dari pengalaman pibadi saya sendiri ya. Khususnya untuk para ladies.

1. Jadi ratu



Keluarga

Kebanyakan anak cewek satu-satu nya dirumah akan dimanjakan. Ibarat ratu di istana rumah nya sendiri. Widihhhh enak banget deh. Kebayangkan enak nya jadi seorang putri. Ga boleh disuruh-suruh nanti capek, sakit badan dan lelah pikiran. Tinggal bareng keluarga ada untung nya bagi anak cewek satunya. Contoh nya tidak payah masak karna udah di masak sama mama. Happy kan bangun tidur buka tutup saji dah ready masakan mama. Bahagia nya diperlakukan seperti princess ya walaupun satu hari doang. Siapa nih disini princes nya mama?. Tau lah bagaimana rasanya happy sangat. Pas di tanya bisa masak?. Saya jawab engga. Saya anak bungsu jadi maklum lah tidak boleh ini, tidak boleh itu.

Cuma buat goreng ikan aja ga di bolehin. Bagaimana lah masa depan anaknya yang satu ini?. Apakah akan diterima sama mertua?. Atau di suruh belajar before married. Hal sepele aja ga bisa kita lakukan, bagaimana dengan yang lebih dari itu. Gampang kok tinggal search google aja. OK GOOGLE menu masakan yang paling enak. Jreng jreng jreng langsung keluar, tak sampai sedetik kita tunggu. Yeah kalau error gimana guys harus nunggu dong.

Ada yang mengatakan kamu enak ga disuruh masak. Helloooooooo bangun dong ini bukan dunia mimpi. Ini sebuah realita sesungguhnya. Dimana kita itu sebagai pemeran utama dalam hidup kita. Bagaikan sebuah film tokoh utama lebih banyak berperan dalam skenario. Sudah pasti si tokoh utama lebih banyak peran daripada si tokoh pendukung. Kita mau pilih mana jadi tokoh utama atau figuran?. Tergantung kita sendiri ya guys.

Kos

Bagaimana dengan yang tinggal di kos?. Berbanding terbalik dengan yang dirumah sendiri. Dulunya jadi ratu dirumah tapi sekarang jadi diri sendiri. Bangun tidur langsung mulai beraktivitas. Bergulat dengan bahan-bahan dapur. Mulai bersih-bersih halaman rumah. Misal belum pernah melakukan pekerjaan itu, maka saat kita mulai ngekos ya harus mencoba aktivitas tersebut. Kadang makan aja ga teratur lagi. Salah satu faktor nya ya malas masak. Anak kampung lebih mudah beradabtasi dengan hal-hal yang berbaur demikian. Disinilah beruntung nya kita jika tidak dimanja. Lebih bagus jika keluarga ga pernah manjain kita. Mau bagaimana pun situasi yang sedang kita jalani, kita akan bisa melewatinya. Bagaimana guys berani jadi anak mandiri?.

2. Kotor

Keluarga

Kebersihan dikatakan sebagian daripada iman. Lingkungan yang bersih membuat mata memandang penuh suka. Tanpa kita sadari tertarik seulas senyum di bibir. Dirumah bangun pagi-pagi pegang sapu mulai aktivitas. Mau tidak mau ya harus mau karna disuruh sama mama. Bagus banget jika halaman rumah kita bersih. Udara nya segar dari pohon-pohon disekitar rumah. Anak bungsu yang jadi incaran beres-beres rumah. Punya kakak disuruh nyapu, cuci piring dan lain-lain. Sebenarnya rajin itu untuk siapa sih?. Saya ingat kata-kata mama, pas mama saya slalu nyuruh saya cuci piring. Pernah saya tanya ma kenapa slalu saya yang disuruh cuci piring?.

“Rajin untuk diri sendiri bukan untuk orang lain” jawab mama saya. Subhanallah betul kata-kata yang mama saya ucapkan. Semenjak dari itu, saya jika lagi malas slalu ingat kata-kata mama saya.

Kos

Kita ngekost tentu beramai-ramai dengan yang lain. Namanya juga ngekost didalam nya sudah pasti banyak orang. Jika cuma kita doang mana sanggup bayar. Alhamdulillah dengan adanya sebagian kawan-kawan bisa meringankan pembayaran kost. Setiap orang karakter nya berbeda-beda. Jadi di kost juga demikian, kita mendapatkan kawan dengan karakter yang tidak sama. Apalagi kalau dapat yang sefrekuensi, sama-sama malas. Tidak mau nyapu plastik sisa makanan yang berserakan. Jika ada tamu mengunjugi baru ngebut beres-beres.

3. Berisik



Salah satu pendapat kawan saya yang tidak mau ngekost ialah berisik. Didalam kamar kita ngekost biasa ada tiga atau empat orang. Bisa jadi juga lebih jika kamar yang kita sewa besar. Mau tidur nyenyak ya ga bisa. Volume suara musik dinaikkan lebih besar. Dirumah mungkin engga berisik jika kita sendirian. Anak-anak ke sekolah jadi dirumah sepi deh. Terdapat teman yang suka dengar music bisa tidur nyenyak. Ada juga yang tidak boleh berisik pas mau tidur.

4. Terbuka


Setiap orang suka dengar yang namanya cerita. Bercerita dapat menyalurkan beban yang kita pendam supaya kita tidak stress. Dikeluarga saya mama and kakak saya yang jadi tempat curhat saya. Curhat apa sih?. Berkaitan dengan halu saya. Mending saya curhat daripada saya pendam sendiri. Yeah walaupun jadi bahan tawaan mama dan kakak saya.

Dikost rasanya tidak terdapat privasi. Kenapa?. Berteman dengan seseorang membuat kita juga ikut terbuka. Anggota dikost udah kayak keluarga sendiri. Apa-apa yang telah kita alami bisa sharing sama kawan kost. Kenyataan ada anak dia lebih terbuka dengan kawan kost nya daripada keluarga dirumah. Kita pengen curhat sama siapa aja boleh. Tapi lebih bagus pertama itu curhat sama Allah dulu, lalu keluarga, baru deh bareng teman-teman.

bagaimana guys enak bareng keluarga sendiri atau ngekost?. Dua-duanya terasa lebih mudah jika kita bersyukur.

 

 

You May Also Like

0 comments