Belajar mengenal Tuhan dari tanya jawab di bawah ini
Kita diciptakan di dunia ini tentu saja ada tujuan nya, yaitu menjadi khalifah di muka bumi. Seperti tertera dalam Qur'an surat Al-Baqarah ayat 30:
وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اِنِّىۡ جَاعِلٌ فِى الۡاَرۡضِ خَلِيۡفَةً ؕ قَالُوۡٓا اَتَجۡعَلُ فِيۡهَا مَنۡ يُّفۡسِدُ فِيۡهَا وَيَسۡفِكُ الدِّمَآءَۚ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَؕ قَالَ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ٣٠
"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, Aku hendak menjadikan khalifah di bumi. Mereka berkata, Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?. Dia berfirman, Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui."
Di bawah ini tercantum beberapa pertanyaan yang sering banget terlintas di kepala kita. Menyangkut tentang permasalahan apa yang kita sembah?, Mazhab yang kita ikuti, warisan yang sering di rebutkan, dan masih banyak yang lainnya, tinggal di scroll aja ke bawah.
1. Pertanyaan ku sihh singkat, pertanyaan ku adalah kenapa ada istilah bahwa Ka'bah disebut sebagai baitullah (rumah Allah) bukan kahh Tuhan itu adalah entitas yang maha mutlak dan tidak dapat terdefinisikan tempat tinggal nya dan keadaan nya namun knp Tuhan itu tinggal ditempat yang diciptakan manusia?
JAWABAN :
Dalam konteks agama Islam, istilah "Baitullah" atau "rumah Allah" digunakan untuk merujuk kepada Ka'bah di Makkah. Dalam pemahaman Islam, Allah SWT merupakan entitas yang Maha Mulia, Maha Kuasa, dan tidak terbatas oleh tempat ataupun ruang. Namun, Ka'bah dipandang sebagai rumah Allah karena merupakan bangunan yang telah dinyatakan oleh Allah sebagai tempat ibadah yang suci dan suatu arah dalam melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Terkait dengan pertanyaan Anda mengapa Tuhan tinggal di tempat yang diciptakan manusia, perlu dipahami bahwa pemahaman ini tidak bermaksud secara harfiah bahwa Allah SWT berada di Ka'bah atau terbatas oleh ruang fisik. Allah bersifat Maha Luas dan Maha Agung, tidak terikat oleh dimensi tempat. Ka'bah sebagai Baitullah adalah tempat ibadah yang disucikan oleh Allah dan menjadi pusat ibadah umat Islam sebagai tanda kesatuan umat dalam menyembah Allah Yang Maha Esa.
Dalil-dalil dalam Islam yang menunjukkan pentingnya Ka'bah sebagai Baitullah antara lain terdapat dalam Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah ayat 144 yang menyatakan bahwa Ka'bah adalah "qiblat" (arah kiblat) bagi umat Islam dalam melaksanakan salat. Selain itu, dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah Muhammad SAW juga menjelaskan tentang pentingnya Ka'bah sebagai rumah Allah dan tempat bersemayamnya rahmat Allah.
Dalam Islam, pemahaman ini sejalan dengan konsep tauhid atau keyakinan akan keesaan Allah. Meskipun Ka'bah dianggap sebagai Baitullah, hal ini tidak mengubah sifat Allah sebagai yang Maha Luas dan Maha Agung. Ka'bah hadir sebagai simbol keesaan umat Islam dalam beribadah dan bersatu dalam menghadap kepada Allah SWT.
Jadi, kesimpulannya, istilah "Baitullah" untuk Ka'bah bukanlah untuk membatasi Allah dalam ruang fisik, melainkan sebagai tanda keesaan umat Islam dan arah dalam melaksanakan ibadah.
Wallahu A'lam Bissowab
2. Masalah muroqobah serta penjelasanya?
JAWABAN :
Muroqobah adalah istilah dalam syariat Islam yang mengacu kepada pengawasan atau pengawasan terhadap seseorang atau sesuatu. Dalam konteks yang lebih luas, muroqobah dapat merujuk kepada pengawasan terhadap perilaku, pemikiran, atau aktivitas seseorang. Dalam Islam, konsep ini seringkali dikaitkan dengan pengawasan terhadap perilaku dan pemikiran yang berkaitan dengan ajaran agama.
Secara umum, konsep muroqobah merujuk kepada pentingnya menjaga dan mengawasi perilaku seseorang agar sesuai dengan ajaran Islam, serta menghindari hal-hal yang dilarang oleh agama. Dalam konteks ini, muroqobah dapat mencakup pengawasan dari individu lain atau diri sendiri terhadap tindakan, perkataan, dan pemikiran.
Pengawasan terhadap perilaku dan pemikiran seseorang dalam Islam didasarkan pada beberapa prinsip dan dalil yang mendasar. Beberapa dalil yang dapat dijadikan landasan untuk konsep muroqobah antara lain adalah:
1. Dalil dari Al-Qur'an: Allah SWT berfirman dalam Surah Ali Imran (3:102), "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam."
2. Dalil dari Hadis: Rasulullah SAW bersabda, "Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kasih sayang, belas kasihan, dan simpati satu sama lain, ibarat satu tubuh badan. Apabila sebahagiannya merasa sakit, tubuh yang lain turut merasai demam dan tidak dapat tidur" (Hadis riwayat Muslim).
3. Dalil dari Sunnah: Rasulullah SAW juga memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari mengenai pentingnya pengawasan atau peringatan terhadap sesama muslim agar menjauhi perilaku yang buruk dan mendorong ke arah yang baik.
Dari segi muroqobah terhadap diri sendiri, Muroqobah juga merupakan bagian dari konsep muhasabah atau introspeksi diri dalam Islam, di mana seseorang selalu mengkaji dan mengevaluasi perilaku, pikiran, dan perbuatan sehari-harinya untuk meningkatkan kualitas iman dan amal ibadahnya.
Namun, dalam muroqobah terhadap orang lain, perlu diperhatikan beberapa hal. Konsep muroqobah terhadap orang lain harus dijalankan dengan penuh kehati-hatian dan kebijaksanaan. Hal ini untuk menghindari sikap-sikap yang bersifat merasa lebih atau menghakimi, serta menjaga kehormatan dan kehormatan seorang muslim. Pengawasan atau muroqobah yang dilakukan seharusnya didasari oleh niat baik yaitu untuk kebaikan bersama dan bukan untuk mencari cela atau hal-hal negatif dari orang lain.
Dalam Islam, konsep muroqobah juga perlu sejalan dengan konsep tolong-menolong, nasehat, dan adab yang baik antara sesama muslim. Rasulullah SAW menyatakan bahwa bagian dari iman adalah membimbing orang lain ke jalan yang benar. Oleh karena itu, muroqobah tidak boleh disalahgunakan untuk menjatuhkan atau mengkritik tanpa hikmah yang baik.
Dengan demikian, pengawasan atau muroqobah dalam Islam harus dilakukan dengan penuh kebijaksanaan, niat baik, dan didasari oleh semangat tolong-menolong dan nasehat yang baik. Dalam menjalankan muroqobah, orang Islam harus senantiasa mengedepankan sikap sabar, pengertian, dan melakukan dengan penuh kasih sayang dan rahmat.
Pada akhirnya, konsep muroqobah dalam Islam menekankan pentingnya menjaga dan mengawasi perilaku dan pemikiran orang lain untuk kebaikan bersama, sambil tetap menjunjung tinggi hak asasi dan martabat setiap individu. Muroqobah perlu dijalankan sebagai salah satu bentuk ibadah dan amal shaleh yang dilandasi oleh niat suci dan kesadaran terhadap tanggung jawab terhadap sesama umat manusia.
Wallahu A'lam Bissowab
3. Lantas bagaimana pendapat kamu tentang orang yg bunuh diri dan apa solusi yg akan kamu berikan ke mereka?
JAWABAN :
Dalam Islam, bunuh diri dianggap sebagai perbuatan yang sangat terlarang. Allah SWT menciptakan manusia dan memberikan kehidupan sebagai ujian yang harus dijalani dengan penuh kesabaran dan keteguhan hati. Bunuh diri dianggap sebagai tindakan putus asa dan menghindari ujian yang seharusnya dijalani oleh manusia.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an, Surah An-Nisa ayat 29: "Dan janganlah kamu membunuh diri kamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu." Dalam hadis, Nabi Muhammad SAW juga melarang bunuh diri dan memberikan peringatan yang sangat serius terhadap perbuatan tersebut.
Menghadapi orang yang ingin melakukan bunuh diri, kita sebagai umat Muslim harus memberikan dukungan dan bantuan yang diperlukan. Penting untuk mendengarkan dengan sabar, mengerti situasi yang dihadapi oleh orang tersebut, dan mengarahkan mereka kepada solusi-solusi yang lebih baik. Kita harus memberikan perhatian dan kasih sayang kepada orang yang merasa putus asa, serta membantu mereka mencari solusi-solusi yang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Dalam menghadapi orang yang ingin melakukan bunuh diri, penting juga untuk membawanya kepada para ahli kesehatan mental atau profesional yang dapat memberikan bantuan dalam menangani kondisi psikologis yang dihadapi. Kita juga dapat mengajak orang tersebut untuk mendekatkan diri kepada agama dan mencari ketenangan melalui ibadah, doa, dan pelaksanaan amalan-amalan yang baik.
Selain itu, kita sebagai umat Muslim juga sebaiknya menjaga komunikasi terbuka dan tetap memberikan dukungan moral kepada orang yang mengalami permasalahan yang membuatnya ingin bunuh diri. Memberikan pemahaman bahwa setiap ujian dan kesulitan pasti ada jalan keluarnya, serta meyakinkan mereka bahwa Allah Maha Penyayang dan Maha Pengampun.
Perlu diingat bahwa sebagai manusia, kita juga tidak dapat memahami sepenuhnya tekanan psikologis yang dirasakan oleh orang yang ingin melakukan bunuh diri. Oleh karena itu, pendekatan yang penuh kasih sayang, perhatian, dan dukungan lebih lanjut sangat diperlukan dalam membantu mereka mengatasi kesulitan yang dihadapi.
Kita juga dapat memberikan informasi tentang organisasi atau kelompok-kelompok yang memberikan bantuan bagi orang-orang yang mengalami kesulitan mental atau emosional, sehingga orang tersebut dapat mendapatkan bantuan yang profesioanal dan dukungan yang dibutuhkan.
Pada akhirnya, sebagai umat Muslim, kita harus senantiasa mengingatkan bahwa hidup merupakan ujian dari Allah SWT, dan setiap ujian pasti memiliki hikmah di baliknya. Dengan memberikan dukungan, kesabaran, dan bimbingan yang baik, Insya Allah kita dapat membantu orang yang ingin bunuh diri untuk menemukan jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi dan mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.
Wallahu A'lam Bissowab
4. Assalamualaikum mas, katanya kan kita gaboleh bersentuh tangan dengan lawan jenis, lantas bagaimana hukum seorang murid salim ke guru lawan jenis?
JAWABAN :
Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Mengenai hukum bersalaman antara murid dan guru lawan jenis dalam Islam, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama. Namun, mayoritas ulama sepakat bahwa salam antara murid dan guru lawan jenis dianggap boleh asalkan tidak menyebabkan fitnah atau hal-hal yang dilarang dalam syariat.
Beberapa dalil yang dapat digunakan untuk mendukung pendapat ini antara lain adalah hadis riwayat Abu Hurairah yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang laki-laki berjabat tangan dengan seorang perempuan melainkan syaitan akan hadir di antara keduanya." (HR. At-Tirmidzi)
Dari hadis ini, beberapa ulama berpendapat bahwa larangan bersentuhan antara laki-laki dan perempuan lebih bersifat umum, bukan khusus untuk salaman. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa salaman antara murid dan guru lawan jenis dalam konteks kebaikan, kehormatan, dan kesopanan tidak termasuk dalam larangan tersebut.
Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa dalam konteks menjaga batas-batas pergaulan antara laki-laki dan perempuan, salaman antara murid dan guru lawan jenis sebaiknya dihindari. Mereka berargumen bahwa melarang salaman antara mereka adalah langkah preventif untuk menghindari terjadinya fitnah, dan sebagai wujud menjaga akhlak dan adab dalam pergaulan.
Dalam hal ini, penting untuk mencari nasihat dari ulama yang dihormati dan memahami pendapat-pendapat yang berbeda. Karena itu, ketika seorang murid sudah baligh, penting bagi mereka untuk menjaga tata cara dalam bersalaman dengan guru lawan jenis, dengan memperhatikan konteks, keadaan, dan norma-norma pergaulan yang berlaku dalam masyarakat dengan tetap menjaga kesopanan, menghormati, dan menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan fitnah.
Penting juga untuk diingat bahwa Islam mengajarkan untuk menjaga martabat diri dan orang lain, serta menjauhi segala bentuk perilaku yang dapat menimbulkan fitnah atau memunculkan keraguan dalam urusan agama. Oleh karena itu, apabila dalam suatu konteks salam antara murid dan guru lawan jenis dapat menimbulkan fitnah atau kekhawatiran akan hal tersebut, maka sebaiknya dihindari.
Wallahu A'lam Bissowab
Baca ini: cara-lupakan-mantan-untuk-yang-gamon
5. Assalamu'alaikum Warohmatullohi wabarokatuh. Bagaimana menghindari riya?
JAWABAN :
Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Menghindari riya (pamer) adalah suatu hal yang sangat penting dalam Islam karena riya dapat merusak niat dan keikhlasan dalam beribadah. Syariat Islam menekankan pentingnya ikhlas dalam beribadah, serta menekankan bahwa segala amal perbuatan hanya ditujukan kepada Allah semata.
Dalam Islam, menghindari riya dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini:
1. Mengingat Tujuan: Saat melakukan ibadah, kita harus selalu mengingat bahwa tujuan dari ibadah tersebut adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mencari ridha-Nya. Niat yang kuat dan kesadaran bahwa Allah Maha Mengetahui menjadi kunci dalam menghindari riya.
2. Menjaga Niat: Penting untuk menjaga niat agar tetap ikhlas dan murni hanya untuk Allah. Hal ini ditekankan dalam hadis Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, bahwa "Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung dari niatnya, dan setiap orang hanya akan mendapatkan balasan sesuai dengan apa yang dia niatkan." (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Meleburkan Niat dengan Amal: Artinya, ibadah dilakukan tanpa memikirkan apresiasi dari manusia. Kita berusaha agar perhatian kita terhadap Allah lebih besar daripada perhatian kita terhadap apa yang dipikirkan orang lain tentang kita.
4. Berlindung kepada Allah: Berdoa kepada Allah agar selalu diberi kekuatan untuk menjaga keikhlasan dalam beribadah dan dijauhkan dari rasa ingin dipuji oleh manusia.
5. Merenungkan Akhirat: Mengingat bahwa semua apa yang kita lakukan akan dihisab di akhirat nanti, sehingga memotivasi untuk senantiasa beribadah dengan ikhlas.
Dalam surat Al-Munafiqun ayat 4, Allah berfirman, "Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menyenangkanmu, dan jika mereka berbicara, kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka seakan-akan kayu (sumur) yang tersandar" (QS. Al-Munafiqun: 4). Ayat ini menasihati agar kita tidak tergoda oleh pujian atau pandangan orang terhadap kita, namun teguh dengan niat dan tujuan kita untuk beribadah hanya kepada Allah.
Wallahu A'lam Bissowab
6. Apa definisinya Mursyid.?
JAWABAN :
Mursyid dalam Islam adalah seseorang yang memberikan bimbingan rohani dan petunjuk spiritual kepada para muridnya dalam meniti jalan kebenaran dan kebaikan. Mursyid merupakan sosok yang diakui memiliki tingkat keberkahan, kebijaksanaan, serta pengetahuan agama yang cukup untuk membimbing orang lain dalam meningkatkan kualitas spiritual dan keimanan mereka.
Dalam Islam, konsep mursyid dapat ditemukan dalam praktik tasawuf atau mistisisme Islam. Mursyid sering dianggap sebagai figur spiritual yang dapat membimbing orang-orang dalam mencapai kesadaran spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah.
Adapun dasar hukum tentang mursyid dalam Islam dapat ditemukan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW yang menggarisbawahi pentingnya mencari ilmu dan bimbingan dari para ulama yang terpercaya. Di antara hadis yang relevan adalah:
Dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pelakunya." (HR Muslim)
Dari Abu Darda ra, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Ulama adalah warisan para nabi, para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham, namun mereka mewariskan ilmu, barang siapa yang mengambil harta itu, maka dia telah mengambil bagian yang banyak." (HR Abu Daud)
Dari hadis-hadis di atas, dapat dipahami bahwa mencari ilmu dan bimbingan spiritual dari para ulama yang terpercaya merupakan suatu amal yang dianjurkan dalam Islam. Mursyid dalam hal ini adalah figur yang dapat memberikan bimbingan dan petunjuk yang berdasarkan ajaran agama dan nilai-nilai spiritual.
Namun demikian, dalam mencari mursyid atau guru spiritual, penting untuk memilih mursyid yang memiliki pengetahuan agama yang kuat, akhlak yang mulia, serta bersikap sesuai dengan ajaran Islam. Tidak semua sosok yang mengaku sebagai mursyid bisa dipercaya, dan inilah mengapa penting bagi umat Islam untuk memilih mursyid dengan bijaksana.
Wallahu A'lam Bissowab
7. Assalamu'alaikum wr wb.
Izin bertanya, bagaimana cara menyikapi org yang suka pindah² mazhab atau ikut sebagian pendapat² mazhab yg kita ikuti? Contohnya kita di Nusantara yg notabenenya bermazhab syafi'i tapi melihat ada org di kiri-kanan kita yang mengamalkan pendapat² mazhab lain diluar syafi'i. Kita pun jadi mengikuti nya?
Syukran jazakumullahu khairan.
Jawaban :
Wa'alaikumsalam warohmatulloh wabarokatuh.
Pada dasarnya, mengikuti dan mengamalkan madzhab yang mana saja adalah sah selama masih dalam ruang lingkup empat madzhab, dan sudah semestinya harus seperti itu. Karena kewajiban orang awam atau muqollid seperti kita adalah mengikuti ulama, dan ulama tentu saja sangat banyak sehingga bebas bagi siapapun untuk mengikuti pendapat mana saja. Yang jelas kalau seseorang mengetahui ilmunya semisal ini merupakan pendapat madzhab anu dan itu merupakan pendapat madzhab anu, maka sah untuk dia ikuti dan dia amalkan.
Hanya saja terkadang kita pun perlu bijak juga, jangan sampai karena kita mengetahui pendapat madzhab lain lalu seenaknya mengamalkan pendapat tersebut dilingkungan orang-orang yang berbeda madzhab. Sebab hal itu biasanya akan menimbulkan fitnah dan kegaduhan sehingga orang lain akan menyangka yang bukan-bukan, nah hal seperti itulah yang mesti kita perhatikan. Tapi untuk pengamalan pribadi yang sifatnya privasi tentu sah-sah saja, tidak ada larangan.
📚 Keterangan :
ولا يجب على العامى إلتزام مذهب في كل حادثة، ولو التزم مذهبا معينا كمذهب الشافعي رحمه الله تعالى لا يجب عليه الإستمرار، بل يجوز له الإنتقال إلى غير مذهبه
“Orang awam itu tidak wajib untuk menetapi satu madzhab tertentu saja dalam menyikapi setiap masalah yang baru muncul. Oleh karena itu meskipun dia telah bertekad untuk menetapi satu madzhab tertentu saja seperti madzhabnya imam Syafi'i rahimahullah, maka tidaklah selamanya dia harus mengikuti madzhab tersebut. Bahkan diperbolehkan baginya untuk pindah kepada madzhab lain selain madzhabnya imam Syafi'i rahimahullah”
📕 (Risalah Ahlussunnah wal Jama'ah, hlm. 53)
📚 Tambahan keterangan :
يجوز تقليد كل واحد من الآئمة الآربعة رضي الله عنهم ويجوز لكل واحد آن يقلد واحدا منهم فى مسالة ويقلد اماما آخر في مسالة آخرى ولا يتعين تقليد واحد بعينه في كل المسائل
“Diperbolehkan taklid kepada salah satu imam yang empat radhiyallahu 'anhum. Dan setiap orang boleh mengikuti salah satu dari pendapat mereka dalam satu masalah, dan mengikuti imam lainnya dalam masalah yang lain. Dan tidak ada ketentuan yang mengharuskan taklid kepada satu madzhab dalam semua masalah”
📕 (Al-Ifshah Masailil Idhah 'ala Madzahib Arba'ah, hlm. 219)
📚 Tambahan keterangan :
(فائدة) في بيان التقليد: إذا تمسك العامي بمذهب لزمه موافقته وإلا لزمه التمذهب بمذهب معين من الأربعة لا غيرها ثم له وإن عمل بالأول الانتقال إلى غيره بالكلية أو في المسائل بشرط أن لا يتتبع الرخص بأن يأخذ من كل مذهب بالأسهل منه فيفسق به على الأوجه
“(Faedah didalam menjelaskan persoalan taklid). Jika orang awam berpegang teguh pada satu madzhab tertentu, maka wajib baginya untuk mengikutinya. Jika tidak, maka wajib baginya untuk mengikuti madzhab lain dari salah satu madzhab yang empat, tidak kepada madzhab yang lainnya. Kemudian jika dia mengamalkan madzhab pertama yang dipilih, maka boleh baginya untuk mengamalkan madzhab yang lainnya entah secara keseluruhan maupun dalam masalah tertentu saja dengan syarat dia tidak bermaksud untuk mengambil pendapat yang ringan-ringan saja dari setiap madzhab yang akan dia ikuti. Sebab jika demikian, maka hal itu termasuk perbuatan fasiq menurut pendapat yang aujah (kuat)”
📕 (Fathul Mu'in, hlm. 614)
📚 Tambahan keterangan :
لم يبلغنا عن أحد من الأئمة أنه أمر أصحابه بالتزام مذهب معين لا يرى صحة خلافه، بل المنقول عنهم تقريرهم الناس على العمل بفتوى بعضهم بعضا، لأنهم كانوا على هدى من ربهم، ولم يبلغنا في حديث صحيح ولا ضعيف أن رسول الله صلى الله عليه وسلم أمر أحدا من الأمة بالتزام مذهب معين لا يرى خلافه
“Para imam madzhab tidak pernah memerintahkan para pengikutnya untuk berpegang pada madzhab tertentu saja dan menganggap tidak sah bersikap sebaliknya. Bahkan pendapat yang nukil dari mereka bahwasanya mereka telah menjelaskan kepada manusia untuk saling mengamalkan fatwa-fatwa sebagian ulama, karena mereka semua (para ulama) telah mendapatkan petunjuk dari tuhan. Dan aku tidak mendapati adanya hadits shohih maupun hadits dhoif yang menyatakan bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan seseorang untuk berpegang teguh pada satu madzhab tertentu saja, tidak kepada yang lainnya”
📕 (Al-Mizan jilid 1, hlm. 33)
والله أعلم بالصواب
8. Hukum memakan makanan yg haram tapi gak tau kalau makanan itu haram gimana?
JAWABAN :
Dalam pandangan syariat Islam, hukum memakan makanan yang haram tanpa mengetahui bahwa makanan tersebut haram adalah masalah yang kompleks. Dalam situasi seperti ini, terdapat prinsip hukum Islam yang disebut dengan "al-‘udhr bi al-jahl" yang artinya "maaf dalam keadaan tidak mengetahui". Prinsip ini menyatakan bahwa seseorang tidak akan dimintai pertanggungjawaban apabila melakukan sesuatu secara tidak sengaja atau dengan ketidaktahuan.
Dalam hadis riwayat Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada umatku karena mereka melakukan sesuatu dengan tidak sengaja, karena lupa dan karena terpaksa." (HR. Ibnu Majah)
Namun, dalam hal makanan yang haram, Islam menekankan pentingnya untuk berusaha semaksimal mungkin dalam memastikan kehalalan makanan yang dikonsumsi. Nabi Muhammad SAW juga pernah memberikan peringatan tentang pentingnya memperhatikan kehalalan makanan. Dalam hal ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil ketika tidak yakin tentang kehalalan suatu makanan:
- Bertanya kepada ahli agama atau sumber yang dipercayai untuk memastikan kehalalan makanan tersebut.
- Mencari tahu label dan informasi yang terkait dengan makanan tersebut.
- Berhati-hati ketika makan di tempat yang tidak pasti kehalalannya.
- Berdoa dan memohon perlindungan kepada Allah SWT agar diberikan petunjuk dalam memilih makanan.
Dalam situasi di mana seseorang secara jujur tidak mengetahui bahwa makanan yang dikonsumsi adalah haram, prinsip "al-‘udhr bi al-jahl" berlaku, dan pemakanan tersebut dianggap dimaafkan. Namun, menjaga kebersihan dan kehalalan makanan merupakan tanggung jawab setiap individu dalam agama Islam, dan usaha untuk memastikan kehalalan makanan haruslah menjadi prioritas.
Selain itu, dalam Islam juga diajarkan pentingnya taubat dan memperbaiki kesalahan. Apabila seseorang mengetahui bahwa makanan yang mereka konsumsi ternyata haram, mereka sebaiknya bertaubat kepada Allah SWT, memohon ampunan, dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut di masa mendatang.
Dalam masalah hukum makanan, penting untuk mengingat bahwa prinsip utama dalam Islam adalah keadilan, kebaikan, dan kasih sayang. Oleh karena itu, dalam situasi apapun, penting untuk berlaku jujur dan bertanggung jawab terhadap tindakan kita, dan selalu berusaha untuk mematuhi perintah Allah SWT dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Wallahu A'lam Bissowab
9. Sebenarnya saya paling malas ngomongin masalah warisan. Berhubung pada ribut jadi sy mau bereskan, tapi sy gak tau gimana cara nya. Sy punya warisan dari mertua rumah itu di serakahi sama ipar sy. Dari pertama nikah sampai sekarang die tinggal di rumah mertua. Yg sy mau tanyakan gimana apa di jual aja trus uang ny bagi 2 anak mertua sy ada 2 orang?
JAWABAN
Menurut syariat Islam, jika Antum memiliki warisan dari mertua berupa sebuah rumah yang saat ini ditempati oleh saudara ipar Antum, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama-tama, Antum perlu berbicara dengan saudara ipar Antum dan saling memberi pengertian tentang situasi ini.
Dalam Islam, hukum warisan diatur sangat jelas dalam Al-Qur'an dan hadis. Dalam hal ini, jika Antum ingin menjual rumah warisan tersebut, uang hasil penjualan harus dibagi sesuai dengan ketentuan warisan Islam. Pada dasarnya, harta warisan akan dibagi sesuai dengan ketentuan dalam Al-Qur'an dan hadis serta hukum-hukum yang berlaku dalam syariat Islam.
Menurut syariat Islam, warisan harus dibagi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Al-Qur'an, di mana ketentuan pembagian warisan untuk anak laki-laki dan perempuan berbeda. Jika kedua mertua Antum memiliki dua anak, maka pembagian warisan akan melibatkan pembagian yang adil sesuai dengan bagian yang telah ditetapkan dalam Islam.
Meskipun Antum ingin menjual rumah warisan tersebut, Antum perlu memastikan bahwa saudara ipar Antum juga memahami dan setuju dengan rencana ini. Dalam Islam, masalah seputar warisan seringkali menjadi rumit dan memerlukan kearifan serta kesepakatan bersama antara keluarga yang terlibat.
Selain itu, Antum juga bisa meminta bantuan dari ahli hukum Islam atau ulama untuk memberikan pandangan yang lebih mendalam dari segi syariat Islam terkait rencana Antum untuk menjual rumah warisan tersebut dan membagi hasil penjualannya sesuai dengan ketentuan warisan dalam Islam.
Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman, "Dan bagi setiap orang (peninggalan) orang tua dan kerabat yang dekat, serta (untuk) anak yatim, dan orang miskin, berikanlah apa yang semestinya bagi mereka." (Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah, 2:177)
Dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda, "Tinggalkanlah warisanmu sebagai kekayaan yang agung bagi ahli warismu." (HR. Tirmidzi)
Dari ayat dan hadis tersebut, kita bisa memahami bahwa hukum warisan dalam Islam sangat diatur dengan jelas dan pembagian warisan harus dilakukan secara adil dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Al-Qur'an dan hadis.
Jadi, dalam konteks rumah warisan yang ingin Antum jual, penting untuk memastikan bahwa pembagian hasil penjualan tersebut dilakukan sesuai dengan ketentuan warisan dalam Islam, yang akan memastikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.
Wallahu A'lam Bissowab
10. Satu lagi anak sy cucu pertama. Anak sy di beri rumah sama kakek nya yg di tempati anak sy mau di serakahi juga. Yg mau sy tanyakan. Berhak kah anak sy mendapatkan warisan dari kakek nya?
JAWABAN :
Menurut syariat Islam, cucu pertama atau anak Antum berhak mendapatkan bagian dari warisan kakeknya. Warisan dalam Islam diatur oleh hukum fardhu ain, yang berarti bagian yang wajib bagi setiap ahli waris. Dalam hal ini, cucu pertama memenuhi syarat sebagai ahli waris dan memiliki hak untuk menerima bagian dari warisan kakeknya.
Dalil untuk hal ini dapat ditemukan dalam Al-Qur'an dan hadis. Salah satu dalilnya terdapat dalam Al-Qur'an surat An-Nisa ayat 11-12, yang mengatur pembagian warisan untuk ahli waris, termasuk cucu sebagai keturunan langsung dari kakeknya. Selain itu, terdapat pula hadis yang menegaskan hak cucu sebagai ahli waris.
Dalam situasi seperti yang Antum gambarkan, di mana cucu pertama atau anak Antum ingin mendapatkan bagian dari warisan kakeknya namun rumah yang diberikan kakeknya kepada anak Antum ditempati oleh anak tersebut, penyelesaiannya bisa dilakukan melalui proses musyawarah dan keadilan. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip yang diajarkan dalam Islam untuk menyelesaikan perselisihan dengan cara yang adil dan bijaksana.
Dalam hal ini, penting untuk mencari solusi yang adil dan menghormati hak-hak setiap ahli waris sesuai dengan ajaran Islam. Mungkin bisa dilakukan negosiasi antara ahli waris untuk mencapai kesepakatan yang memuaskan semua pihak. Jika tidak ada kesepakatan yang dapat dicapai secara sukarela, maka dapat melibatkan pihak yang berwenang dalam hukum Islam untuk memastikan bahwa pembagian warisan dilakukan sesuai dengan ketentuan syariat.
Selain itu, penting juga untuk mengetahui bahwa dalam Islam, keluarga memiliki peran penting dalam menjaga keharmonisan hubungan antar anggota keluarga. Oleh karena itu, selain menekankan hak-hak waris, penting juga untuk mempertimbangkan hubungan antar keluarga dan mencari solusi yang memperkuat kebersamaan dan keadilan di antara ahli waris.
Dalam hal ini, mencari bantuan dari orang yang berpengetahuan dalam hukum Islam dan memiliki otoritas dalam hal penyelesaian masalah warisan dapat memberikan arahan yang lebih terperinci sesuai dengan hukum Islam.
Wallahu A'lam Bissowab
11. Mas bingung gimn bs jumpa dgn Allah? Apakh kita dgn mengingat nya? Apkh mengingat dengan nama/lafaz nya?? 🙏🏻
JAWABAN :
Dalam Islam, Allah SWT dapat kita jumpai dan rasakan kehadirannya melalui berbagai cara, termasuk dengan mengingat-Nya dan menyebut nama-Nya. Mengingat Allah dapat dilakukan melalui berbagai amalan, seperti dzikir, shalat, membaca Al-Qur'an, dan melakukan perbuatan baik lainnya. Dalam surat Al-Baqarah ayat 152, Allah berfirman, "Maka ingatlah kamu kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu..." Ini menunjukkan bahwa Allah benar-benar mendengar dan hadir ketika kita mengingat-Nya.
Mengingat Allah bisa dilakukan dengan mengucapkan nama-Nya (dzikir), memahat sifat-sifat-Nya, merenungkan kebesaran-Nya, dan mengerjakan perintah-Nya. Dalam surat Ar-Rad ayat 28, Allah berfirman, "Orang-orang yang beriman, hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." Dengan demikian, mengingat Allah dengan nama dan sifat-Nya adalah cara yang dianjurkan dalam Islam untuk mendekatkan diri kepada-Nya dan merasakan kehadiran-Nya.
Selain itu, Rasulullah SAW juga memperintahkan umatnya untuk selalu berdzikir dan mengingat Allah dalam berbagai keadaan. Beliau bersabda, "Perbanyaklah mengingat Penciptamu, yaitu Allah, agar kamu menemui-Nya dalam kondisi berdzikir kepada-Nya." (HR. Tirmidzi). Dengan demikian, pengingatan kepada Allah sangat dianjurkan dalam agama Islam sebagai sarana mendekatkan diri kepada-Nya dan memperoleh ketenangan dan keberkahan dalam kehidupan.
Jadi, mengingat Allah bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan menyebut nama-Nya, merenungkan sifat-sifat-Nya, melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Dengan konsisten mengingat Allah dalam setiap tindakan dan perkataan, kita dapat merasakan kehadiran-Nya dalam kehidupan sehari-hari.
Wallahu A'lam Bissowab
12. Apa tujuan Tuhan menciptakan Alam semesta ini jika nanti nya dia akan meniadakan nya (mengkiamatkan nya)?
JAWABAN :
Menurut ajaran Islam, Allah SWT menciptakan alam semesta bukan untuk tujuan yang bersifat sementara atau akan dihapuskan, tetapi untuk tujuan yang lebih besar dan abadi. Allah menciptakan alam semesta sebagai ujian bagi manusia untuk menunjukkan kepatuhan dan ketaatan mereka kepada-Nya. Selain itu, alam semesta juga diciptakan sebagai tempat bagi manusia untuk mengembangkan potensi spiritual dan intelektual mereka serta untuk mengabdi kepada Allah.
Adanya hari kiamat dan kehancuran alam semesta adalah bagian dari keadilan Allah SWT. Pada hari kiamat, semua amal perbuatan manusia akan dihisab dan masing-masing akan menerima balasan dari Allah berdasarkan perbuatan mereka selama hidup di dunia. Kiamat adalah saat di mana keadilan dan kebenaran Allah akan terwujud sepenuhnya, dan setiap individu akan memperoleh balasan sesuai dengan amal perbuatannya.
Dalil-dalil dalam Islam yang menunjukkan keberadaan hari kiamat antara lain terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadis. Di antaranya adalah firman Allah dalam surat Al-Qiyamah (QS. 75:1-40), di mana Allah menjelaskan secara detail tentang kejadian-kejadian pada hari kiamat dan perhitungan amal perbuatan manusia. Selain itu, terdapat banyak hadis dari Nabi Muhammad SAW yang juga menjelaskan tentang tanda-tanda kiamat dan kejadian-kejadian yang akan terjadi pada hari tersebut.
Jadi, dalam pandangan Islam, tujuan Allah menciptakan alam semesta bukanlah untuk dibuat hanya untuk sementara, tetapi untuk menguji manusia dan memberikan kesempatan kepada mereka untuk beribadah dan berbuat kebaikan. Hari kiamat dan kehancuran alam semesta adalah bagian dari keadilan dan kebijaksanaan Allah yang akan menunjukkan siapa yang layak mendapatkan surga dan siapa yang layak menerima siksa-Nya.
Wallahu A'lam Bissowab
13. Mau nanya cara baca al-jabbar gimana?
JAWABAN :
Aljabar adalah salah satu dari Asmaul Husna, yaitu nama-nama Allah yang indah dan sempurna. Aljabar memiliki arti sebagai Pengatur dan Penyelesai segala masalah, yang Maha Besar dan Maha Kuat. Dalam Islam, membaca Asmaul Husna, termasuk Aljabar, merupakan amalan yang baik dan dianjurkan.
Cara membaca Aljabar dalam Islam adalah dengan memahami makna serta implikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Kita sebagai hamba Allah harus menyadari bahwa Allah adalah Aljabar yang memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu. Dengan pemahaman ini, kita diajak untuk merendahkan diri di hadapan-Nya, berserah diri, serta memohon pertolongan dan perlindungan-Nya.
Dalil mengenai sifat Aljabar terdapat dalam Al-Qur'an Surah Dr. Ibrahim ayat 2, yang berbunyi: "Aljabar, Sang Pencipta langit dan bumi, Dia menjadikan padamu pasangannya sendiri dan Dia menjadikan anak-anak dan cucu-cucumu sebagai penyebar rezeki."
Menurut syariat Islam, menjalani hidup dengan menyadari kehadiran Allah Aljabar, mengingat serta merenungkan maknanya dalam segala tindakan dan keputusan yang diambil, adalah suatu bentuk bentuk ibadah dan ketaatan kepada-Nya. Ini juga merupakan upaya kita untuk menerima dan merelakan segala ketentuan yang Allah tetapkan dalam hidup kita.
Jadi, secara singkat, cara membaca Aljabar dalam Islam adalah dengan mengamalkan sifat-sifat dari nama tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Wallahu A'lam Bissowab
14. Assalamualaikum ustad, apa hukumnya jika org bkn islam menghina agama Islam dan ALLAH?. Serta pemimpin islam yg menyuruh mendiam diri dari mengambil sebarang tindakan, jauh tersimpang dari dalil muka surat 9 riwayat Imam Muslim. Mohon pencerahan ustad.
JAWABAN :
Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Sebagai seorang non-Muslim yang menghina agama Islam, Allah, atau pemimpin Islam, hal tersebut tentu merupakan tindakan yang sangat tidak pantas dan menyakitkan bagi umat Islam. Situasi ini membutuhkan sikap bijaksana dan penuh pertimbangan dalam menanggapi agar tidak menimbulkan konflik yang lebih besar.
Menurut syariat Islam, dalam situasi seperti ini, sebaiknya umat Islam menjaga suasana damai dan memilih untuk tidak membalas dengan tindakan yang sama. Ini sesuai dengan prinsip Islam yang mengajarkan untuk bertoleransi dan bersabar terhadap sikap negatif dari orang lain. Allah memberikan petunjuk dalam Al-Qur'an agar berlaku adil dan bijaksana dalam menangani hal-hal seperti ini.
Salah satu dalil yang bisa dijadikan pedoman adalah Surah Al-Mumtahanah ayat 8, yang artinya: "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangi kamu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil."
Ketika seseorang menghina agama Islam atau pemimpin Islam, umat Islam seharusnya mengambil keputusan dengan penuh hikmah dan kesabaran, serta tidak menimbulkan kekacauan atau kekerasan. Bertindak sesuai dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya perdamaian, toleransi, dan keadilan dalam setiap situasi.
Jika pemimpin Islam atau ulama mengarahkan untuk tidak mengambil tindakan balasan terhadap penghinaan tersebut, umat Islam sebaiknya mengikuti petunjuk tersebut dalam rangka menjaga kedamaian dan keharmonisan dalam masyarakat. Sikap saling menghormati dan bersikap adil terhadap semua pihak sangat penting dalam Islam.
Dalam hal ini, kesabaran, kebijaksanaan, dan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama sangat diperlukan. Perlu diingat bahwa Islam mengajarkan untuk menyikapi setiap situasi dengan bijaksana dan menjaga keselarasan antara keislaman dan kemaslahatan umat.
Jadi, secara singkat, dalam Islam, umat dianjurkan untuk menjaga perdamaian, berlaku adil, serta menunjukkan kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi tindakan penghinaan terhadap agama dan pemimpin Islam. Semua tindakan harus didasarkan pada ajaran agama yang mendorong untuk menjaga persaudaraan, keadilan, dan ketentraman dalam masyarakat.
Wallahu A'lam Bissowab
15. Alloh menciptakan rasa kepada hamba nya dan rasa nya itu salah di tempatkan.
Dan titip kan kepada Hamba nya sampai pada akhirnya di tiba waktuya akan di ambil terus apa yg harus diperbuat pada hamba nya?
JAWABAN :
Pertanyaan Antum mengenai penciptaan Allah terhadap rasa kepada hamba-Nya yang mungkin salah tempat, dan bagaimana hamba harus berperilaku di tengah rasa tersebut, adalah pertanyaan yang penting dan dalam Islam, penekanan besar diberikan pada pengendalian diri dan ketaatan kepada aturan agama dalam menghadapi berbagai rasa dan nafsu.
Allah sebagai Pencipta memberikan setiap individu berbagai jenis rasa dan emosi sebagai ujian bagi manusia. Dalam Islam, pengendalian diri dan pengelolaan emosi sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan individu, baik dalam hubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia.
Allah berfirman dalam Al-Qur'an, Surah Ar-Rum ayat 30, yang artinya: "Maka hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus. Itulah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa manusia diciptakan dalam keadaan fitrah yang bersih dan lurus, namun oleh berbagai faktor di sekitarnya, manusia dapat tersesat dari fitrah tersebut. Oleh karena itu, tugas setiap individu adalah untuk selalu mengarahkan diri kembali kepada agama yang lurus, yaitu Islam, dan berupaya menundukkan nafsu dan emosi sesuai dengan petunjuk agama.
Dalam menjawab pertanyaan Antum, sebagai hamba yang merasakan berbagai emosi dan nafsu yang diberikan oleh Allah, yang terpenting adalah menjaga diri dalam ketaatan kepada-Nya dan berusaha untuk mengendalikan rasa tersebut sesuai dengan ajaran agama. Jika rasa tersebut ternyata menuntun pada hal yang tidak baik atau mengarah pada dosa, maka hamba harus segera bertobat kepada Allah, memohon petunjuk-Nya, dan berusaha untuk memperbaiki diri.
Rasa yang terkadang meleset dari tempatnya dapat menjadi ujian bagi setiap hamba. Oleh karena itu, penting bagi hamba untuk selalu menguatkan iman, memperbanyak ibadah, dan berpegang teguh pada ajaran-ajaran Islam dalam menghadapi berbagai rasa dan nafsu.
Dalam menjalani kehidupan, setiap individu akan menghadapi berbagai rasa dan emosi yang mungkin menuntun pada tindakan baik atau buruk. Oleh karena itu, menjaga keimanan, memperbanyak amal shaleh, dan berdoa kepada Allah agar diberi kekuatan dalam menghadapi berbagai ujian emosi merupakan langkah-langkah yang seharusnya diambil oleh setiap hamba.
Dalam Al-Qur'an, Allah juga memberikan petunjuk kepada hamba-Nya agar senantiasa bersabar dan bertawakal kepada-Nya dalam menghadapi segala ujian dan cobaan dalam hidup. Jika seseorang merasa tersesat dari kebenaran atau merasa terlalu terikat pada rasa yang salah, dia harus segera bertaubat, meminta petunjuk Allah, dan berusaha untuk kembali ke jalan yang benar.
Dalam Islam, kesabaran, ketaatan kepada Allah, dan introspeksi diri sangat penting dalam menghadapi berbagai rasa dan emosi yang mungkin muncul. Dengan memperkuat iman, menjalankan ibadah secara konsisten, dan berusaha untuk mengendalikan diri sesuai dengan ajaran agama, seorang hamba dapat menghadapi berbagai rasa dan emosi dengan baik.
Wallahu A'lam Bissowab
16. Assalamualaikum ustadz. Saya mau tanya, karna ini jadi pertanyaan yang belum terjawab di akal saya sampai sekarang.🙏😇
Kenapa negara-negara komunis seperti russia, china dan korea utara belakangan ini, mendukung islam? terutama saat palestina di serang habis habisan oleh israel?. Apakah ada hadist soal ini? Saya mikirnya malah kenapa negara² arab seolah buta apa yang terjadi di palestina? Ya, meskipun negara seperti yaman irak mendukung penuh bahkan turun langsung banyak warganya maupun tentara nya juga nyerang tentara zionist. Tapi jujur saya lebih penasaran kenapa negara komunis yang bukan islam malah mendukung islam contoh palestina, dan apakah ada hadist soal orang non islam/komunis soal ini?. Terima kasih semoga di jawab.
JAWABAN :
Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Terima kasih atas pertanyaan dan keinginan untuk memahami lebih dalam mengenai situasi ini. Sebagai informasi, dalam Islam, menghargai dan memperlakukan orang lain dengan baik adalah nilai yang sangat penting. Tidak semua negara atau pemerintah yang mendukung Islam melakukannya karena alasan agama, tetapi kadang-kadang karena alasan politik atau hubungan internasional.
Dalam konteks negara-negara komunis seperti Rusia, China, dan Korea Utara yang mendukung Palestina atau Islam, ada beberapa faktor yang mungkin memengaruhi keputusan mereka. Salah satu faktor utama bisa jadi adalah pandangan mereka terhadap konflik Palestina-Israel. Sebagian besar negara komunis memiliki sejarah anti-kolonialisme dan anti-imperialisme, yang bisa membuat mereka mendukung perjuangan nasionalisme Palestina melawan pendudukan Israel.
Di samping itu, ada juga faktor-faktor politik dan strategis yang memengaruhi dukungan negara-negara komunis terhadap Palestina. Beberapa negara komunis mungkin melihat dukungan terhadap Palestina sebagai cara untuk menguatkan hubungan dengan negara-negara di Timur Tengah atau mencapai tujuan politik luar negeri mereka yang lebih besar.
Dalam Islam, penting untuk mengingat bahwa agama seharusnya tidak dipolitisasi atau dijadikan alat untuk kepentingan politik. Sebagaimana yang diajarkan dalam ajaran Islam, kita harus berusaha untuk memahami dan menjaga kedamaian serta keadilan bagi semua pihak, tanpa melihat agama atau kebangsaan mereka.
Tentang pertanyaan Antum mengenai apakah ada hadis yang membahas tentang orang non-Muslim atau komunis yang mendukung Islam, perlu diingat bahwa hadis-hadis memiliki konteks dan penafsiran yang harus diperhatikan dengan cermat. Dalam Islam, semua orang, terlepas dari agama atau kepercayaan mereka, memiliki hak untuk diperlakukan dengan adil dan hormat.
Oleh karena itu, dalam menyikapi situasi di mana negara-negara komunis seperti Rusia, China, dan Korea Utara mendukung Palestina atau Islam, kita harus lebih fokus pada nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan yang dijunjung tinggi oleh Islam. Bukankah dalam Islam, perbuatan baik dan dukungan terhadap kebenaran serta keadilan sangat dianjurkan, tanpa melihat dari mana dukungan tersebut berasal?
Terakhir, dalam memahami dan menanggapi peristiwa global seperti konflik di Palestina, penting bagi kita untuk menjaga sikap yang bijaksana, tidak mudah diprovokasi, dan tetap berpegang pada nilai-nilai kesabaran, perdamaian, dan keadilan sebagaimana diajarkan dalam ajaran Islam.
17. Pernah bertemu langsung dengan Allah yaa....
Nabi Adam pun tidak pernah bercerita ttg fisik Allah dan iblis pada anak istrinya...pdhl Adam dikisahkan bertemu langsung keduanya. Aan Islam itu turun utk org arab disampaikan oleh org arab juga....kitab sucinya pun Al Qur'an berkisah tentang sikon masyarakat arab jaman itu...lalu darimana kamu kenal Allah dan Islam...??
JAWABAN :
Tentang pertemuan langsung dengan Allah, keyakinan Islam menyatakan bahwa manusia tidak dapat bertemu Allah secara langsung di dunia ini karena Allah Maha Agung dan Maha Kuasa. Meskipun Nabi Adam bertemu dengan Allah dan Ibliis, ada keyakinan bahwa pertemuan tersebut berlangsung dalam dimensi atau keadaan yang berbeda.
Islam memang diturunkan untuk seluruh umat manusia, tetapi Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab dan konteks sejarah masyarakat Arab pada masa Rasulullah. Meskipun demikian, nilai-nilai dan ajaran dalam Al-Qur'an dianggap bersifat universal dan dapat diterapkan oleh seluruh umat manusia di berbagai konteks dan zaman.
Syariat Islam mengatur seluruh aspek kehidupan umat Muslim, mulai dari ibadah, muamalah, hingga etika dan moral. Prinsip-prinsip syariat Islam didasarkan pada ajaran Al-Qur'an dan hadis, serta penafsiran ulama yang dianggap sahih. Dalil-dalil syariat Islam bisa ditemukan dalam Al-Qur'an, hadis, ijtihad, dan juga konsensus para ulama.
Wallahu A'lam Bissowab
18. Paling bertaqwa itu bgmn sii?. Bisa tau gk klo sdh pling bertaqwa?
JAWABAN :
Menjadi orang yang paling bertaqwa merupakan tujuan setiap Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah. Taqwa adalah kesadaran akan Allah dalam segala hal, menjauhi maksiat, dan mendekatkan diri kepada-Nya melalui amal baik.
Menurut syariat Islam, orang yang paling bertaqwa adalah yang memiliki sifat-sifat berikut:
- Iman yang kuat: Mempercayai dengan tulus kepada Allah, rasul-Nya, kitab-Nya, malaikat-malaikat-Nya, hari kiamat, dan takdir-Nya.
- Takwa: Melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
- Kehidupan yang bermanfaat: Mengabdi kepada Allah dengan melakukan amal-amal shaleh yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
- Konsisten dalam beribadah: Melaksanakan ibadah secara konsisten dan ikhlas.
- Menjauhi maksiat: Menghindari segala bentuk maksiat yang dapat mendekatkan diri kepada dosa.
- Menjaga lidah: Berbicara yang baik dan jujur serta menjaga dari perkataan yang buruk atau bohong.
- Bersikap adil: Menjaga keadilan dan fair dalam segala hal.
Dalil-dalil tentang pentingnya memiliki sifat taqwa banyak terdapat dalam Al-Qur'an dan Hadis, di antaranya:
- "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah." [QS. Al-Imran: 102]
- "Dan tidaklah akan masuk surga kecuali orang yang bertakwa." [QS. Al-Imran: 131]
- "Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan mereka akan diantarkan ke dalam syurga dalam kelompok-kelompok..." [QS. Az-Zumar: 73]
- Rasulullah SAW bersabda, "Takutlah kepada Allah di mana pun kamu berada, ikutilah keburukan dengan kebaikan yang dapat menghapusnya, dan perlakukanlah manusia dengan akhlaq yang baik." (Tirmidzi)
Dengan menjalankan ajaran Islam dan berusaha meningkatkan tingkat taqwa, seseorang bisa mencapai kedekatan dengan Allah dan akhirnya meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Wallahu A'lam Bissowab
19. Ada yg bisa jelasin tasawuf tuh kek gimana?
JAWABAN :
Tasawuf merupakan cabang dari ilmu agama Islam yang berfokus pada pengembangan spiritual dan kehidupan batin individu. Istilah tasawuf sering kali diterjemahkan sebagai mistisisme Islam atau sufisme. Para pengikut tasawuf, yang disebut sufi, berupaya mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah, meditasi, introspeksi, dan pengendalian diri.
Dalam Islam, tasawuf dipandang sebagai upaya untuk mendalami dimensi spiritual agama, memperbaiki akhlak, dan mencapai keselarasan batin dengan tuntunan agama. Para sufi meyakini bahwa dengan membersihkan hati dan jiwa dari sifat-sifat negatif, mereka dapat mencapai maqam atau kedekatan spiritual dengan Allah.
Di dalam syariat Islam, tasawuf dilihat sebagai bagian dari usaha dalam meningkatkan ketakwaan dan memperbaiki akhlak. Terdapat sejumlah dalil yang menunjukkan pentingnya aspek spiritual dalam agama Islam:
- Hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk tubuhmu dan harta kekayaan, tetapi Dia melihat kepada hatimu dan amalanmu." (HR. Muslim)
- Ayat dalam Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah (2:152) yang berbunyi: "Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan mengingatimu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."
- Dalam hadis lain, dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya di dalam diri manusia ada segumpal daging. Jika baik, niscaya baik pula seluruh jasadnya. Jika rusak, niscaya rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati."
Tasawuf dalam Islam berkaitan erat dengan konsep ikhlas, tawakal, sabar, dan introspeksi diri. Selain itu, tasawuf juga menekankan pentingnya mengasah akal dan hati dalam memahami ajaran agama secara benar dan mendalami makna-makna spiritualitas.
Meskipun tasawuf dihormati dalam tradisi Islam, perlu diingat bahwa praktik tasawuf harus selalu berlandaskan pada ajaran Al-Qur'an dan Sunnah Nabi SAW. Praktik-praktik tasawuf yang bertentangan dengan ajaran Islam yang murni sebaiknya dihindari.
Wallahu A'lam Bissowab
20. Maaf sebelumnya saya nanya kek bgini soalnya saya kepikiran teruss, karna kalau habis Sholat saya sering merasa apasih yang aku sembah? lafadz Allah subhanahu wa ta'ala kah?, Ka'bah kah? atau Ruh nya Allah subhanahu wa ta'ala? disini saya bingung...Mohon yang tau bisa berikan saya pencerahan terkait masalah yang saya alami
JAWABAN :
Dalam Islam, saat Antum beribadah atau berdoa, Antum menyembah Allah subhanahu wa ta'ala, yang adalah pencipta dan pemelihara alam semesta serta segala isinya. Ketika Antum sholat, doa-doa Antum ditujukan langsung kepada Allah subhanahu wa ta'ala . Ka'bah adalah kiblat yang Antum arahkan saat sholat, tetapi Antum tidak menyembah Ka'bah itu sendiri.
Dalam Islam, keyakinan akan adanya Allah subhanahu wa ta'ala sebagai Tuhan yang Maha Esa adalah pilar utama. Allah subhanahu wa ta'ala adalah Zat yang maha sempurna, mencakup segala sifat kesempurnaan, keesaan, keabadian, serta kekuasaan. Dalam setiap ibadah, kita menyembah dan berdoa kepada Allah subhanahu wa ta'ala sebagai satu-satunya tujuan, yang menciptakan dan mengatur segalanya.
Adapun dalil-dalil dalam Al-Qur'an dan hadis yang menegaskan keesaan Allah subhanahu wa ta'ala sebagai obyek ibadah dalam Islam sangat banyak. Salah satu contoh dalil adalah ayat Al-Qur'an Surah Al-Fatihah ayat 5-6, "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan." Dalil-dalil lainnya juga menguatkan bahwa ibadah hendaknya dicurahkan sepenuhnya kepada Allah SWT.
Jadi, ketika Antum merasa apa yang Antum sembah setelah sholat, ingatlah bahwa Antum menyembah Allah subhanahu wa ta'ala Sang Pencipta dan Pemelihara semesta ini. Berdoa dan memohonlah langsung kepada-Nya dengan penuh keyakinan dan keikhlasan, karena Dialah satu-satunya yang layak untuk disembah dalam segala aspek kehidupan kita.
Wallahu A'lam Bissowab
21. Iya tau tpi wujud nya gmna?
JAWABAN :
Dalam Islam, Allah SWT dianggap sebagai Zat yang Maha Agung dan Maha Kuasa yang tidak dapat dibatasi oleh ruang, waktu, atau bentuk fisik apapun. Allah SWT tidak memiliki wujud fisik atau materi seperti ciptaan-Nya. Allah SWT jauh di atas pemahaman manusia dan segala sesuatu yang bisa kita bayangkan.
Allah SWT tidak terbatas oleh dimensi yang kita kenal, seperti panjang, lebar, tinggi, atau waktu. Dalam Surah Al-Syura ayat 11, Allah berfirman, "Tidak satupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." Ini menunjukkan bahwa Allah SWT tidak dapat disamakan dengan apapun dalam ciptaan-Nya.
Islam juga mengajarkan konsep "Laysa ka mithlihi syai" yang berarti "Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya." Artinya, tidak ada sesuatu di alam semesta ini yang bisa dibandingkan dengan Allah SWT. Allah SWT jauh lebih besar, lebih kuat, dan lebih sempurna dibandingkan apapun yang ada di dunia ini.
Maka dari itu, dalam Islam, kita dilarang membuat gambaran atau patung yang bisa melambangkan atau mewakili Allah SWT. Ini karena Allah SWT tidak bisa direduksi menjadi sesuatu yang bisa kita gambarkan atau kita definisikan dengan materi fisik.
Dalam Islam, keimanan kepada Allah SWT merupakan pijakan utama dalam prinsip tauhid, yaitu keyakinan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya yang berhak disembah. Meskipun kita tidak dapat memahami sepenuhnya kebesaran dan keagungan Allah SWT, kita tetap harus meyakini dan mengabdikan diri kepada-Nya dengan sepenuh hati.
Jadi, intinya adalah Allah SWT tidak memiliki wujud fisik yang bisa kita gambarkan atau bayangkan. Allah SWT Maha Agung, Maha Kuasa, dan Maha Sempurna di atas segala-galanya.
Wallahu A'lam Bissowab
Source: gc.wa/KajianIslam ✍🏻
0 comments